Media Asuransi, GLOBAL – Banyak keluarga di Asia sebenarnya menganggap perencanaan warisan penting. Namun survei Sun Life Asia menunjukkan sebagian besar belum punya rencana pewarisan yang jelas.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 17 Desember 2025, alasannya pembahasan soal kematian masih dianggap tabu dan banyak orang ragu anak mereka mampu mengelola harta dengan baik.
Hampir dua pertiga responden takut kekayaan mereka tidak akan bertahan hingga generasi berikutnya. Lebih dari separuh juga khawatir ahli waris belum memiliki kemampuan finansial yang cukup. Kekhawatiran banyak muncul pada keluarga kaya, dengan 28 persen merasa sangat cemas soal keberlanjutan kekayaan mereka.
Chief Client and Distribution Officer Sun Life Asia David Broom mengatakan generasi muda seperti Gen Z memang mulai belajar keuangan lewat internet sebelum meminta nasihat keluarga atau profesional.
Meski 70 persen responden menilai perlindungan dan keamanan finansial penting, namun hanya 20 persen yang merasa benar-benar siap jika mereka meninggal hari ini. Bahkan 31 persen mengaku belum punya rencana sama sekali.
Sun Life melihat kondisi ini sebagai peluang bagi industri asuransi untuk menawarkan solusi warisan yang lebih lengkap, tidak hanya fokus pada transfer kekayaan tetapi juga kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, hingga nilai dan tradisi keluarga.
Survei mencatat 59 persen responden ingin warisan mereka berupa investasi jangka panjang seperti aset finansial, asuransi, atau usaha keluarga. Broom menyoroti peran teknologi. Sun Life Asia sudah menggunakan AI untuk melayani lebih dari 16 ribu pertanyaan per bulan, memotong waktu penerbitan polis hingga 30 persen, serta mempercepat proses klaim.
Ia menilai pendekatan yang lebih personal dan menyeluruh akan makin dibutuhkan dalam membantu keluarga Asia menyiapkan rencana warisan di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
