Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) akan mengadakan Indonesia Rendezvous ke-29 di Bali, 15-17 Oktober 2025, dengan tema “Empowering Trust: Connecting the World of Insurance and Reinsurance”. AAUI memilih tema ini karena tidak hanya penting bagi industri asuransi, tetapi juga penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya.
Ketua Umum AAUI, Budi Herawan mengatakan bahwa saat ini kita hidup di era tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni adanya perubahan iklim, ancaman dunia maya, ketidakstabilan geopolitik, inflasi, dan regulasi yang berkembang pesat. “Risiko yang kita hadapi saat ini lebih kompleks, saling berhubungan, dan global daripada sebelumnya,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 12 Juni 2025.
|Baca juga: Bos AAUI Yakin SEOJK 7/2025 Tekan Klaim Asuransi Kesehatan
Menurut dia, tidak ada satu perusahaan pun, tidak peduli seberapa besar, yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Kolaborasi tidak lagi opsional, itu penting. “Kepercayaan harus diperoleh, karena ini adalah mata uang global dan tertinggi. Kami membutuhkan transparansi dalam model kami, integritas dalam kontrak kami, dan kejelasan dalam komitmen kami,” tuturnya.
Setidaknya ada empat alasan mengapa kolaborasi penting dalam asuransi dan reasuransi.
- Pembagian Risiko dan Efisiensi Modal
Asuransi dan reasuransi selalu menjadi pilar stabilitas. “Kami mentransfer risiko, memberikan keamanan, dan menumbuhkan ketahanan. Tapi hari ini, fungsi-fungsi itu harus ditata ulang. Kami tidak dapat lagi beroperasi di silo atau hanya di dalam perbatasan,” kata Budi.
Dia tambahkan, risiko yang kita hadapi saling berhubungan. Reasuransi ada karena risikonya terlalu besar untuk ditanggung oleh satu perusahaan asuransi saja. “Kolaborasi memungkinkan kami untuk mengoptimalkan modal, meningkatkan solvabilitas, dan melindungi pemegang polis,” tegasnya.
- Inovasi dan Adaptasi
Risiko yang muncul, seperti ancaman dunia maya, pandemi, dan bencana terkait iklim-memerlukan solusi baru. Kita hidup di masa transformasi yang mendalam. Di mana ketidakpastian tinggi dan prediktabilitas memiliki kekuatan.
|Baca juga: AAUI Gelar CEO Gathering
Menurut Budi, produk inovatif yang sesuai dengan kebutuhan demografis dan teknologi baru menjadi alat wajib untuk membuat model prediktif lebih cepat.
- Harmonisasi Regulasi
Peraturan yang berbeda di seluruh yurisdiksi menciptakan ketidakefisienan. Pendekatan pemersatu terhadap kepatuhan, standar modal (IFRS 17), dan berbagi data dapat mengurangi biaya, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan ketahanan pasar.
- Respons dan Ketahanan Krisis
Bencana alam dan pandemi global seperti Covid-19, menunjukkan bahwa respons yang terfragmentasi menyebabkan kesenjangan cakupan. Pendekatan terkoordinasi memastikan pemulihan yang lebih cepat dan distribusi risiko yang lebih adil.
Butuh Kerja Sama Global
Ketua Umum AAUI mengingatkan bahwa risiko global saling terkait. Industri asuransi pada dasarnya bersifat global, namun kerangka kerja industri kita sering kali tetap tertutup.
|Baca juga:Masyarakat Perlu Diedukasi tentang SEOJK 7/2025, AAUI: Kalau Tiba-tiba Diterapkan Kaget Semua
Oleh karena AAUI menawarkan empat yang dapat memperkuat kerja sama.
- Kemitraan Lintas Batas
Reasuransi harus bekerja sama dengan perusahaan asuransi lokal untuk menyesuaikan solusi untuk risiko regional sambil mempertahankan mekanisme pembagian risiko global.
- Berbagi Data dan Teknologi
AI, blockchain, dan analisa big data hanya dapat mencapai potensi penuhnya jika kita berkolaborasi dalam platform yang terbuka namun aman.
- Risiko dan Keberlanjutan Iklim
Tidak ada satu negara pun yang dapat memerangi perubahan iklim sendirian. Asuransi harus memimpin dalam pembiayaan ramah lingkungan, infrastruktur yang tangguh, dan penjaminan emisi yang didorong oleh ESG.
- Advokasi Kebijakan
Kita harus terlibat dengan pemerintah dan badan internasional (IAIS, OECD, PBB) untuk membentuk kebijakan yang menyeimbangkan inovasi dengan stabilitas.
Menurut Budi Herawan, masa depan adalah milik mereka yang berkolaborasi. “Mari kita bergerak melampaui kompetisi dan menyambut co-opetition. Kita dapat bersaing di pasar tetapi bersatu dalam menyelesaikan risiko terbesar di dunia,” katanya.
Dia jelaskan, melalui agenda tiga hari dari konvensi paling signifikan dalam kalender asuransi dan reasuransi regional ini, kita perlu membangun ekosistem asuransi dan reasuransi yang lebih tangguh, adaptif, dan berkelanjutan. “Pertanyaannya bukanlah apakah kita harus berkolaborasi, tetapi seberapa cepat kita dapat melakukannya dengan memberdayakan kepercayaan pada industri kita,” tegasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News