Media Asuransi, GLOBAL – Survei yang dilakukan Gallagher Bassett, yang merupakan penyedia layanan klaim dan anak perusahaan Arthur J Gallagher & Co, menyampaikan mayoritas perusahaan asuransi global secara aktif mendukung penerapan chatbots AI dan AI generatif dalam proses penyelesaian klaim, underwriting, dan pemenuhan kebutuhan pelanggan.
Survei tersebut menemukan perusahaan asuransi pada 2024 menempatkan penekanan pada pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI), menilai risiko underwriting secara tepat untuk menginformasikan keputusan penetapan harga, dan strategi retensi karyawan. Demikian terungkap dalam laporan survei yang berjudul ‘The Carrier Perspective: 2024 Claims Insights‘.
“Pandangan dari perusahaan asuransi di seluruh dunia menunjukkan area utama yang memanfaatkan teknologi ini adalah layanan pelanggan (67 persen) dan pemrosesan klaim (45 persen). Teknologi ini juga berperan penting dalam operasi manajemen risiko (31 persen) dan proses underwriting (25 persen)” ujar laporan itu, dikutip dari Insurance Journal, Rabu, 26 Juni 2024.
|Baca juga: OJK Gelar Edukasi Keuangan untuk Perempuan
Meskipun urutan penerapannya tetap konsisten di seluruh wilayah global, namun ada sedikit variasi dalam nilai persentase. Misalnya, di antara perusahaan asuransi Inggris, layanan pelanggan masih menjadi area utama untuk mengimplementasikan chatbot AI dan AI generatif, dengan tingkat adopsi sebesar 63 persen, diikuti oleh pemrosesan klaim sebesar 43 persen.
“Penilaian risiko menyumbang 30 persen, dan operasi penjaminan memegang porsi 25 persen. Keduanya sejalan dengan sentimen global,” terang Gallagher Bassett.
Kemudian, survei ini juga menemukan, secara internasional, sebagian besar perusahaan asuransi atau sebesar 44 persen saat ini sedang dalam proses mengintegrasikan chatbot AI atau AI generatif ke dalam proses penyelesaian klaim, sementara 42 persen telah berhasil menggabungkan teknologi ini.
|Baca juga: Bitcoin Sempat Turun di Bawah US$60 Ribu, Ternyata Ini Faktor Penyebabnya!
“Secara regional, terdapat sedikit variasi. Di Inggris, 40 persen perusahaan asuransi telah menggunakan chatbot AI atau alat AI generatif, sementara 43 persen secara aktif berkembang untuk mengimplementasikannya,” kata laporan tersebut.
Lebih lanjut, Gallagher Bassett menekankan ketergantungan tunggal pada data klaim historis tidak lagi menjadi pilihan yang layak bagi perusahaan asuransi karena dampak faktor sosial, ekonomi, dan geopolitik.
Akibatnya, perusahaan asuransi lebih mementingkan penggunaan AI dan analisis data, yang memungkinkan mereka membuat prediksi yang lebih akurat dan keputusan yang tepat dalam lingkungan yang berubah dengan cepat dan penuh inflasi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News