Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi Sri Lanka mencatatkan hasil kinerja luar biasa pada kuartal pertama 2024. Hal itu dengan keuntungan sebelum pajak (PBT) mencapai Rs12.332 juta, meningkat signifikan sebesar 35,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Rabu 28 Agustus 2024, data terbaru dari Komisi Pengawas Asuransi Sri Lanka mengungkapkan pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan yang kuat di sektor asuransi jangka panjang/jiwa dan asuransi umum.
Untuk Asuransi Jangka Panjang, PBT naik 4,4 persen YoY menjadi Rs6.655 juta. Sementara itu, PBT untuk Asuransi Umum mengalami lonjakan lebih dramatis, meningkat dua kali lipat (106,1 persen YoY) menjadi Rs5.677 juta.
|Baca juga: Profil Pramono Anung Usai Diusung PDIP sebagai Cagub Jakarta
|Baca juga: Bangkok Bank Lepas 1,73 Miliar Saham Bank Permata (BNLI), Ini Tujuannya
Total Premi Tertulis Bruto (GWP) industri untuk kuartal yang berakhir pada 31 Maret mencapai Rs78.589 juta, menunjukkan pertumbuhan 7,4 persen YoY dibandingkan dengan Rs73.178 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Kemudian Bisnis Asuransi Jangka Panjang melaporkan GWP sebesar Rs40.230 juta, naik signifikan sebesar 19,3 persen dari Rs33.733 juta pada kuartal I/2023. Sebaliknya, Bisnis Asuransi Umum mengalami penurunan GWP sebesar 2,8 persen, mencapai Rs38.358 juta, turun dari Rs39.445 juta tahun sebelumnya.
Sedangkan aset total perusahaan asuransi tumbuh sebesar 10,9 persen YoY, mencapai Rs1.098.988 juta pada akhir kuartal I/2024, meningkat dari Rs991.126 juta pada tahun lalu.
Aset Asuransi Jangka Panjang naik 18,5 persen menjadi Rs824.890 juta, sementara aset Asuransi Umum menurun 7,2 persen menjadi Rs274.098 juta. Komisi Pengawas Asuransi Sri Lanka saat ini memantau 29 perusahaan asuransi dan 78 perusahaan pialang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News