Media Asuransi, GLOBAL – Pemerintah Taiwan berencana mengubah pedoman penggantian biaya obat dalam skema Asuransi Kesehatan Nasional atau National Health Insurance Drug Reimbursement Guidelines (NHIDRG) untuk mendorong produksi obat dalam negeri.
Langkah tersebut dilakukan menyusul potensi fluktuasi harga akibat perubahan nilai tukar dan kenaikan biaya imbas dari tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).
OJK Izinkan Perubahan Nama PT Asia Finance Risk menjadi PT Asia Finance Risk Pialang Asuransi
|Baca juga: BI Tarik Uang Rupiah Lama, Ini Pecahan yang Harus Kamu Tukar Sebelum Akhir April!
Menteri Kesehatan Taiwan Qiu Tai-yuan menyampaikan perubahan pedoman akan diberlakukan paling lambat akhir April 2025. Nantinya, produsen obat generik dan biosimilar dalam negeri mendapatkan persetujuan harga yang lebih menguntungkan. Jika harga saat ini tidak menutup biaya produksi, perusahaan farmasi dapat mengajukan penyesuaian harga melalui NHIDRG.
Berdasarkan data resmi yang dikutip dari Asia Insurance Review, Rabu, 23 April 2025, Taiwan memiliki total 11.454 lisensi obat yang masih berlaku. Sekitar 73 persen di antaranya merupakan produk lokal, sementara 27 persen lainnya berasal dari impor.
Meski obat buatan AS hanya mencakup dua persen dari lisensi impor, namun ketiganya termasuk kategori penting, yakni produk darah manusia, obat kanker, dan obat untuk sistem saraf.
|Baca juga: Telkom Raih Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun di 2024
|Baca juga: Edukasi Keuangan PFI Mega Life: Perempuan Hebat yang Melindungi Mimpi dan Masa Depan
Tarif baru dari AS dikhawatirkan akan memengaruhi akses Taiwan terhadap obat-obatan asal AS yang tidak memiliki alternatif generik. Administrasi Asuransi Kesehatan Nasional (NHIA) menilai, kenaikan biaya farmasi dapat berdampak negatif bagi masyarakat karena banyak obat penting dari AS tidak tercakup dalam skema asuransi kesehatan nasional.
Selain obat, Taiwan juga mengimpor tiga jenis peralatan medis dari AS yang jarang digunakan, tetapi sangat sulit digantikan menurut NHIA. Meskipun demikian, Pemerintah Taiwan memastikan tidak akan terjadi kelangkaan obat dalam waktu dekat. Sejumlah langkah telah disiapkan, termasuk membangun cadangan obat untuk mengantisipasi potensi gangguan rantai pasok.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News