Media Asuransi, GLOBAL – Dewan Asuransi Australia (ICA) menyatakan dukungannya terhadap penerapan kerangka hukum konsumen yang teknologi-netral di bawah Hukum Konsumen Australia (ACL). Hal itu untuk mengakomodasi pertumbuhan pesat aplikasi kecerdasan buatan (AI).
Dewan tersebut juga mendukung Standar Keamanan AI Sukarela yang diterbitkan pemerintah dan mengusulkan pengamanan wajib untuk aplikasi AI berisiko tinggi. “Kami mendukung panduan regulasi yang dapat memperjelas bagaimana ACL berlaku pada barang dan layanan yang menggunakan AI,” ujar ICA, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 26 November 2024.
|Baca juga: Suami Puan Maharani, Hapsoro, Jadi Pengendali Sanurhasta Mitra (MINA)
|Baca juga: 52 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Terbaik di 2024
Mewakili 89 persen perusahaan asuransi sektor swasta di Australia, ICA menekankan pentingnya pendekatan regulasi yang seimbang dalam tanggapannya terhadap tinjauan pemerintah mengenai AI dan ACL.
Sektor asuransi umum di Australia berkontribusi signifikan terhadap ekonomi negara ini, dengan pendapatan premi tertulis bruto mencapai A$66 miliar (sekitar Rp679 triliun) setiap tahunnya, dan membayar klaim sebesar A$39,4 miliar (sekitar Rp410 triliun).
Dewan juga mengingatkan agar pemerintah menghindari duplikasi regulasi, khususnya antara ACL dan undang-undang keuangan yang sudah ada, seperti Undang-Undang Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC) dan Undang-Undang Korporasi.
|Baca juga: Forum Diskusi Asuransi Bersama OJK Gelar Kegiatan Mengajar di Universitas Hasanuddin
|Baca juga: Prudential Syariah Tanam 2.000 Pohon di 10 Daerah di Pulau Jawa
Sambil mengakui adopsi AI yang hati-hati dalam layanan keuangan, ICA mendukung pemberian panduan regulasi untuk memperjelas penerapan ACL pada produk dan layanan berbasis AI. Hal ini, menurut mereka, akan mengurangi risiko potensial tanpa menyebabkan perubahan legislatif yang tidak diinginkan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
