1
1

Diserang Banyak Tantangan, Ini Nasib Perusahaan Asuransi Pasar Menengah di 2024!

Ilustrasi. Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Chubb dan National Center for the Middle Market (NCMM) meluncurkan data baru yang menunjukkan perusahaan-perusahaan pasar menengah terus tumbuh signifikan. Hal itu terjadi meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti inflasi, ancaman keamanan siber, bencana alam, dan kekurangan cakupan asuransi.

Penjelasan tersebut merupakan inti dari laporan Indikator Pasar Menengah (MMI) Akhir Tahun 2023, yang menunjukkan perusahaan-perusahaan pasar menengah mengalami peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 12,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan 55 persen perusahaan mencapai pertumbuhan 10 persen atau lebih.

Merujuk dari laman Insurance Business, Senin, 26 Februari 2024, empat dari lima (83 persen) perusahaan melaporkan peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun, menandai tingkat pertumbuhan tertinggi yang tercatat sejak MMI memulai surveinya pada 2012.

Tahun lalu, laporan 2023 mencatat inflasi, pelemahan ekonomi, dan dampak sisa pandemi sebagai tantangan utama bagi segmen ini.

|Baca juga: Melonjak 32,68%, Pegadaian Kantongi Laba Bersih Rp4,38 Triliun

Laporan ini juga menyoroti kesiapan perusahaan-perusahaan ini dalam menghadapi risiko yang muncul, dengan sejumlah besar perusahaan merasa siap untuk menangani inflasi (45 persen), insiden bencana (53 persen), dan ancaman keamanan siber (58 persen).

Namun, ada juga pergeseran yang nyata dalam rencana ekspansi dibandingkan dengan pertengahan 2023, dengan lebih sedikit perusahaan yang berencana untuk memperkenalkan produk atau layanan baru, berekspansi ke pasar domestik baru, atau menambah fasilitas baru di tahun mendatang.

Inflasi jadi perhatian utama

Inflasi tetap menjadi perhatian utama bagi bisnis-bisnis ini, didorong oleh kenaikan biaya tenaga kerja dan konflik geopolitik yang memengaruhi rute perdagangan. Hampir 60 persen perusahaan merasa mengelola inflasi sangat menantang, dengan banyak yang berencana menaikkan harga dan meningkatkan penggunaan AI dan analisis data untuk meningkatkan efisiensi.

Amerika Serikat mengalami rekor jumlah kejadian bencana iklim senilai miliaran dolar pada 2023, yang menekankan pentingnya cakupan asuransi yang memadai dan perencanaan kelangsungan bisnis.

Terlepas dari tingkat kesiapsiagaan yang tinggi untuk menghadapi insiden bencana, hampir setengah dari perusahaan yang disurvei menganggap risiko terkait cuaca sebagai faktor utama dalam keputusan pembelian asuransi mereka.

Keamanan siber tetap menjadi perhatian utama, dengan sebagian besar perusahaan mengakui perlunya perlindungan asuransi siber yang lebih baik.

Presiden Divisi Chubb Global Cyber Risk Mike Kessler menekankan pentingnya menangani risiko siber secara proaktif untuk menghindari gangguan yang parah.

“Kami bekerja sama dengan perusahaan dan broker atau agen mereka untuk memberikan wawasan tentang penyebab insiden siber dan solusi keamanan siber untuk membantu mencegah serangan, serta menilai kesenjangan perlindungan dan menyesuaikan perlindungan untuk membantu klien pulih dari insiden siber,” pungkas Kessler.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Infovesta Sarankan Investor Pilih Saham dengan Dividen Yield Menarik
Next Post OJK Tetapkan Saham PT Satu Visi Putra Tbk sebagai Efek Syariah

Member Login

or