Media Asuransi, JAKARTA – Di balik setiap kesulitan, pasti ada kesempatan. Prinsip bisnis itu terbukti pula dalam pandemi Covid-19 yang berlangsung dua tahun terakhir. Banyak bisnis yang mengalami kesulitan selama pandemi. Bisnis-bisnis yang terpengaruh kegiatan pembatasan sosial seperti transportasi atau penyedia akomodasi semacam hotel, bisa disebut sebagai contoh usaha yang tertekan di masa pandemi.
Namun, tak bisa dipungkiri ada banyak lini usaha yang berkembang di masa pandemi. Layanan yang berbasis digital, seperti telemedicine dan online shop, mendapatkan momentum untuk tumbuh pesat. Di samping bisnis digital, ada pula beberapa bisnis lain yang berkembang, seperti layanan tes Covid-19.
Artinya, kegiatan usaha tidak akan pernah berhenti seluruhnya karena pandemi. Justru, di masa pandemi, tetap ada peluang usaha. Jadi, jika Anda memiliki ide bisnis, tidak perlu menanti sampai pandemi benar-benar tuntas untuk memulainya.
Baca juga: Kuartal I/2022, Penyaluran Kredit BBNI Naik 5,8%
Strategi memulai usaha di masa pandemi
Untuk memulai usaha di tengah pandemi, yang perlu Anda lakukan adalah merancang rencana bisnis yang bisa dieksekusi, berpeluang untung, dan dapat bertahan dalam jangka panjang. Berikut beberapa strategi yang patut dipertimbangkan dalam mengembangkan ide bisnis di masa pandemi.
1. Mengidentifikasi permintaan
Tahap ini bisa Anda mulai dengan mengidentifikasi apa kebutuhan yang muncul di masa pandemi. Ambil contoh untuk jasa. Konsumen saat ini membutuhkan layanan yang membebaskannya dari keharusan tatap muka. Misal, layanan belajar jarak jauh.
Atau, Anda juga bisa menawarkan layanan yang sudah ada sebelum pandemi, namun dimodifikasi hingga sesuai dengan kebutuhan konsumen masa kini. Seperti, menawarkan jasa laundry lengkap dengan layanan antar jemput yang meminimalkan kontak dengan konsumen.
2. Pertimbangkan kebutuhan modal
Saat menerjemahkan sebuah ide bisnis menjadi kenyataan, Anda perlu mempertimbangkan kebutuhan modal. Kebutuhan modal ini semakin patut dipertimbangkan apabila sumber penghasilan kamu masih terbatas, misalnya dari gaji. Pastikan bahwa dana yang Anda alokasikan untuk mewujudkan usaha tidak menyedot anggaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan modal, Anda bisa memulai usaha secara bertahap. Ambil contoh, jika ingin menawarkan jasa laundry, Anda dapat memulainya dari rumah, alih-alih menyewa ruko sebagai tempat usaha.
3. Memanfaatkan perkembangan teknologi
Perkembangan teknologi informasi yang pesat belakangan ini menghadirkan berbagai aplikasi, baik yang berbasis komputer maupun mobile. Jika tahu penggunaannya secara tepat, aplikasi-aplikasi itu merupakan senjata yang mumpuni bagi pebisnis dan calon pebisnis.
Untuk mereka yang baru ingin merintis usaha, dapat memanfaatkan mesin pencari semacam Google dalam merancang ide bisnis. Ambil contoh, Anda ingin membuat gerai online di platform e-commerce. Anda dapat memanfaatkan fitur analisis Google untuk mengendus produk apa yang lagi trending.
Baca juga: 26 BUMN Kompak Antar 40 Ribu Masyarakat Mudik Lebaran 2022
Saat berpromosi, Anda juga dapat memanfaatkan aplikasi instant messenger seperti Whatsapp dan LINE, serta media sosial seperti Facebook, TikTok, Twitter, hingga Instagram. Cermati apa saja aplikasi yang paling diminati oleh segmen pasar yang Anda tuju. Semisal, jika pasar yang Anda targetkan adalah anak-anak Gen-Z, berpromosi di Instagram dan TikTok kemungkinan akan lebih efektif dibandingkan mengunggah posting di Facebook.
4. Harus siap beradaptasi
Pandemi Covid-19 mengingatkan setiap manusia untuk selalu siap menghadapi perubahan. Satu-satunya jalan bagi manusia untuk bertahan adalah melakukan adaptasi terhadap setiap perubahan.
Mengingat dunia saat ini masih dalam adaptasi new normal, ada baiknya Anda mempertimbangkan ide bisnis dalam dua skenario. Apakah produk atau jasa yang akan Anda tawarkan akan tetap menarik saat dunia kembali ke masa normal? Dalam situasi yang sebaliknya, saat masa pandemi berkepanjangan, apa yang akan terjadi dengan layanan atau produk yang Anda siapkan?
5. Persiapkan skenario pengembangan usaha
Ada yang mengatakan dalam dunia yang berkembang cepat di masa kini, bisnis ibarat berjalan di atas treadmill. Tidak mengambil langkah maju, sama saja dengan terpeleset. Jadi, tidak ada kata terlalu cepat untuk merancang rencana pengembangan usaha.
Pengembangan usaha juga akan lebih jelas terarah, apabila rencananya sudah Anda siapkan saat menimbang kebutuhan modal di awal memulai usaha. Seperti halnya saat menghitung kebutuhan modal di depan, Anda juga perlu hati-hati saat merancang anggaran untuk pengembangan usaha.
Prinsipnya, Anda memang perlu modal tambahan untuk memperluas usaha. Namun, jangan melakukan perluasan tanpa menimbang arus kas. Pastikan bahwa modal tambahan yang Anda siapkan untuk terbenam selama masa perputaran, tidak akan mengganggu kebutuhan dana sehari-hari. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News