1
1

Cara Mengelola THR Agar Keuangan Tetap Sehat

Ilustrasi.| Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Bulan Ramadan senantiasa disambut dengan perasaan sukacita oleh umat muslim. Karena selain memberi kesempatan untuk mendulang pahala berlipat ganda, sukacita lainnya hadir dalam bentuk tunjangan hari raya (THR) yang diterima para pekerja.

Umumnya THR turun paling lambat satu minggu sebelum lebaran. Beberapa perusahaan juga ada yang memberikan bonus bersamaan dengan THR.

Sejak THR belum masuk ke rekening, banyak yang sudah berangan-angan membelanjakan uang tersebut. Sehingga terkadang THR habis tak terasa tanpa jelas peruntukannya. Agar tidak habis tanpa tujuan yang jelas, yuk simak tips mengelola THR dan bonus dengan benar!

Baca juga: Kadin Dorong Pembenahan Logistik Sektor Perikanan

Alokasikan THR untuk pos keuangan prioritas ini

Agar THR dan bonus tidak sekedar ‘lewat’, Anda butuh perencanaan dengan menyusun skala prioritas. Berikut tips mengelola THR dan bonus dengan bijak:

1.  Membayar zakat

Langkah pertama, prioritaskan membayar zakat karena ini merupakan kewajiban. Ada dua jenis zakat yang perlu ditunaikan, yaitu zakat penghasilan dan zakat fitrah.

Zakat penghasilan atau dikenal juga sebagai zakat profesi termasuk ke dalam zakat mal (zakat harta). Zakat penghasilan harus dikeluarkan setiap bulannya.

Berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), penghasilan yang dimaksud adalah setiap pendapatan seperti gaji, upah, jasa, honorarium, dan lainnya yang diperoleh secara halal, baik penghasilan rutin maupun tidak rutin.

Golongan yang wajib menunaikan zakat penghasilan adalah mereka yang penghasilannya sudah mencapai nisab. Adapun nisab zakat penghasilan sebesar 85 gram emas per tahun.

Berdasarkan SK BAZNAS Tahun 2021 Tentang Nisab Zakat Pendapatan dan Jasa tahun 2021, nilai 85 gram emas setara dengan Rp79.738.415. Jadi, jika Anda berpenghasilan minimal Rp6.644.868 per bulan, maka wajib membayar zakat penghasilan setiap bulannya. Besarannya adalah 2,5% dari penghasilan per bulan.

Baca juga: Wow, Separuh Laba EXCL Dibagikan Untuk Dividen

Namun, beberapa orang lebih memilih untuk mengakumulasikannya dan menunaikannya mendekati Idul Fitri Yang sumbernya berasal dari THR.

Selain zakat penghasilan, jangan lupa juga untuk menunaikan zakat fitrah. Zakat fitrah dapat ditunaikan dalam  bentuk makanan pokok seperti beras sejumlah 2,5 kg atau 3,5 liter. Sementara jika hendak menunaikannya dalam bentuk uang, nominalnya setara dengan harga 2,5 kg beras.

2.  Melunasi utang

Gunakan THR untuk melunasi atau mempercepat pelunasan utang. Ini menjadi prioritas kedua agar kondisi keuanganmu tetap sehat.

Agar masih bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, gunakan maksimal 50% THR untuk membayar utang konsumtif. Contoh utang konsumtif misalnya utang kartu kredit. Kendati demikian Anda juga dapat mengalokasikannya lebih dari 50% terutama untuk utang produktif seperti kredit pemilikan rumah (KPR).

3.  Kebutuhan lebaran

Sesuai namanya, THR sejatinya memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lebaran seperti ongkos mudik, memberi uang pada orang tua, angpao keponakan, THR asisten rumah tangga, dan memberi bahan kebutuhan untuk merayakan Idul Fitri. 

Anggaran untuk membeli baju baru juga bisa diambil dari THR. Namun, usahakan membelinya karena benar-benar membutuhkan, ya!

4.  Melengkapi proteksi asuransi

Prioritas selanjutnya adalah melengkapi proteksi asuransi. Mungkin saat ini Anda telah memiliki asuransi kesehatan, baik itu berupa BPJS Kesehatan ataupun asuransi dari kantor.

Perlindungan yang diberikan mungkin memiliki keterbatasan. Misalnya asuransi yang dimiliki belum mengadopsi sistem cashless, tidak menanggung penyakit jenis tertentu, atau hanya menanggung rawat inap saja.

Nah, Anda dapat memanfaatkan THR untuk upgrade manfaat asuransi yang telah dimiliki. Salah satunya dengan membeli asuransi penyakit kritis yang dapat memberikan perlindungan finansial terhadap risiko penyakit kritis sehingga Anda dan keluarga dapat fokus terhadap proses penyembuhan.

Jika sudah memiliki asuransi kesehatan dengan perlindungan yang lengkap, pertimbangkan untuk membeli polis asuransi jiwa, terutama jika Anda sudah berkeluarga.

5.  Top up dana darurat

Nominal dana darurat yang ideal adalah sebesar 6-12 kali penghasilan per bulan. Jadi jika gaji adalah Rp10 juta, Anda disarankan memiliki dana darurat sebesar Rp60 juta hingga Rp120 juta. Ini bukanlah jumlah yang sedikit.

Katakanlah jika dalam sebulan pengeluaran Anda mencapai Rp8 juta, maka hanya Rp2 juta yang dapat disisihkan untuk dana darurat. Ini artinya Anda perlu waktu 2,5 tahun untuk mengumpulkan Rp60 juta dan lima tahun untuk mengumpulkan Rp120 juta.

Oleh karena itu, THR dapat menjadi kesempatan untuk top up dana darurat agar lebih cepat terkumpul. Dana darurat dapat Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan mendesak seperti ketika sedang tidak berpenghasilan. 

6.  Top up dana pensiun

Hidup nyaman dan terjamin di hari tua sudah pasti menjadi impian setiap orang. Untuk itu, dana pensiun sudah semestinya dipersiapkan sejak muda.

Dana pensiun termasuk ke dalam tujuan keuangan jangka panjang sebab membutuhkan konsistensi menabung dalam waktu yang lama. Tujuan mengumpulkan dana pensiun tidak lain agar bisa hidup sejahtera tanpa memusingkan biaya di hari tua.

Selagi muda, dana pensiun mungkin tidak dipandang sebagai hal yang mendesak. Nah, bagi Anda yang sering lupa atau kurang konsisten menabung dana pensiun setiap bulan, uang THR dapat digunakan untuk top up atau menambah dana pensiun.

7.  Menabung untuk tujuan keuangan jangka menengah

Beberapa poin yang disebutkan di atas bisa dibilang merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk menjaga kondisi finansial tetap sehat. Ketika poin-poin seperti melunasi utang, melengkapi proteksi asuransi, top up dana darurat serta dana pensiun sudah dilakukan, barulah Anda bisa menyisihkan untuk menabung.

Jika kamu memiliki tujuan keuangan jangka menengah seperti sedang mengumpulkan down payment (DP) rumah atau berencana menunaikan ibadah haji, gunakan THR agar uangnya cepat terkumpul.

8.  Investasi

Terakhir, gunakan sisa THR untuk investasi. Apabila baru akan memulai investasi, kebanyakan perencana keuangan menyarankan untuk mengalokasikan 10%-20% dari THR. Namun jumlah ini bisa lebih besar, tergantung pada seberapa besar pengeluaranmu untuk lebaran. Bagi Anda yang tahun ini tidak mudik lebaran, mungkin dapat mengalokasikan dana yang lebih besar dari persentase tersebut.

Di samping itu, bagi pemula sebaiknya disarankan untuk mengenali dulu profil risiko masing-masing dan tidak langsung berinvestasi pada aset-aset dengan risiko tinggi. Jenis aset dengan risiko rendah di antaranya adalah deposito, obligasi, reksa dana pasar uang, dan emas.

THR bukan alasan untuk lapar mata, karena ada banyak prioritas yang lebih utama. Dengan pengelolaan yang tepat, THR dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki kondisi finansialmu. Yuk alokasikan THR dan bonusmu dengan bijak agar bisa mencapai tujuan keuangan di masa mendatang! Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kadin Dorong Pembenahan Logistik Sektor Perikanan
Next Post Selesai Akuisisi Twitter, Elon Musk Ungkap Rencana Pengembangannya

Member Login

or