Media Asuransi, JAKARTA – Saatnya membangunkan uang kita dari tidur lelapnya di rekening tabungan, dan memaksanya bekerja keras membantu kita. Memiliki income kedua sebagai arus pendapatan juga dapat membebaskan langkah kita untuk mengejar hal-hal yang lebih besar dalam hidup, misalnya berganti karier atau mencoba bisnis baru.
Ketakutan kehilangan sumber penghasilan terkadang menjadi penghalang bagi banyak orang untuk maju lebih jauh dalam karier dan bisnis. “Saat ‘berpacu’ di jalur baru tak berjalan mulus, income kedua dapat menjadi penyelamat sementara hingga kita menemukan solusi dari situasi yang sedang dihadapi,” kata Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Eveline Haumahu, dalam keterangan resmi, Senin, 19 Mei 2025.
Menurut dia, ada beberapa alternatif investasi yang dapat menjadi ‘mesin’ income kedua kita. Pertama, saham. Bagi investornya, saham memberikan dua potensi penghasilan. Yang pertama adalah selisih dari harga pasar ketika kita membeli dan ketika kita menjual suatu saham. Yang kedua adalah dividen, atau pembagian laba usaha.
|Baca juga: 3 Langkah Cerdas untuk Memulai Investasi dengan Tepat
Menurut data Bloomberg, selama 10 tahun terakhir hingga akhir 2024, pertumbuhan IHSG mencapai 35,45 persen (price-to-price) atau 75,91 persen (termasuk dividen). Artinya selain modal investasi yang terus tumbuh, pendapatan berupa dividen sejumlah 40,46 persen bisa diandalkan investor sebagai sumber pendapatan. Namun dividen saham tidak dijamin dan tetap secara jumlah dan waktu pembagiannya.
“Saham itu ibarat bisnis dengan modal patungan. Setiap investor menjadi pemilik perusahaan, dan ketika bisnis menguntungkan semua pemilik menikmati. Ketika bisnis merugi, semua pemilik sama-sama menanggung kerugian,” jelas Eveline.
Kedua, obligasi. Hampir sama dengan saham, obligasi juga menawarkan potensi ganda. “Yang pertama adalah pertumbuhan modal yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual di pasar. Yang kedua adalah bunga obligasi alias kupon,” tuturnya.
|Baca juga: 6 Tips Bijak Berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang saat Market Volatile
Jika kita berinvestasi di obligasi pemerintah, maka pokok dan kupon obligasi dijamin oleh pemerintah. Selama 10 tahun terakhir hingga akhir 2024, indeks yang mewakili pasar obligasi atau BINDO membukukan pertumbuhan obligasi tenor 10 tahun sebesar 119,26 persen. Sementara itu kupon beberapa obligasi ritel negara yang terbit di 2024-2025 ditawarkan sebesar 6-6,8 persen per tahun.
“Obligasi itu ibarat bisnis dengan modal pinjaman. Setiap investor jadi kreditur, dan berhak mendapatkan bunga rutin, terlepas dari kondisi bisnis tersebut untung atau rugi,” tambah Eveline.
Ketiga, deposito. Deposito adalah simpanan bank yang memberikan tingkat bunga yang sama selama tenor tertentu, akan tetapi tanpa pertumbuhan pokok. Berdasar data Bloomberg, selama 10 tahun terakhir deposito berjangka 10 tahun di Indonesia memberikan rata-rata bunga sekitar empat persen per tahun.
Sebagai sumber penghasilan kedua, deposito lebih pasti dibanding saham dan obligasi, walaupun arus penghasilan yang diberikan cukup terbatas dan biasanya tak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.
|Baca juga: 5 Instrumen Investasi yang Cocok untuk Pemula
Keempat, reksa dana. Tidak semua orang paham benar cara berinvestasi yang baik melalui saham atau obligasi, terutama karena tidak memiliki banyak informasi terkait pergerakan pasar saham dan obligasi setiap saat. Selain itu, kebanyakan orang juga tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola investasinya secara aktif, atau cukup sering bertransaksi untuk mengoptimalkan investasinya.
“Solusinya adalah reksa dana. Reksa dana adalah alternatif investasi yang terdiri dari puluhan saham, obligasi dan deposito yang diracik dan dikelola dengan teliti oleh manajer investasi, agar memberikan return optimal pada tingkat risiko fluktuasi yang terjaga,” kata Eveline.
Dia jelaskan bahwa saat ini banyak reksa dana yang tidak saja memberikan pertumbuhan modal, tetapi sekaligus membagikan dividen secara rutin. Sebagai contoh, Reksa Dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU), yang diisi puluhan obligasi korporasi dan pemerintah, dan dikelola secara aktif oleh tim investasi MAMI. Sepanjang 2024, MOU rutin membagikan dividen bulanan sebesar 6,2 persen per tahun. Uniknya, tidak seperti dividen saham atau kupon obligasi yang dikenai pajak penghasilan, dividen reksa dana bukanlah objek pajak.
“Begitu banyak cara untuk meraih lebih dalam hidup. Dengan memahami beragam alternatif keuangan, kita tidak saja bisa memiliki penghasilan kedua, tetapi sekaligus ketiga, keempat dan seterusnya. Jadi, siap bebaskan langkah dengan multi-income,” tutur Eveline Haumahu.
Editor: S. Edi Santosa
Caption: Chief Marketing Officer MAMI, Eveline Haumahu. (foto: doc. MAMI)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News