1
1

Waspadai Jebakan Self Reward, Kenali Tanda-tandanya

Ilustrasi.| Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Self-reward adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Misalnya, setelah memiliki pencapaian atau menuntaskan minggu yang super sibuk, Anda mengapresiasi dirimu dengan memanjakan diri di akhir pekan. 

Banyak orang yang menyepelekan atau tidak menganggap penting self-reward. Biasanya, mereka yang memiliki intensitas kerja yang padat, menganggap self-reward sebagai sesuatu yang egois, melenakan, dan mengganggu produktivitas.

Padahal, self-reward baik untuk kesehatan mental. Menurut penelitian dari beberapa sumber, orang yang memberikan self-reward justru lebih termotivasi untuk mencapai target lain. Rasa senang ketika mendapatkan self-reward mendorong diri untuk lebih semangat lagi dalam bekerja. 

Ketika kamu terus bekerja tanpa memberikan apresiasi terhadap diri sendiri, Anda akan cenderung merasa burn outBurn out adalah stress kronik yang ditandai dengan lelah fisik dan mental, serta bad mood yang dapat mengganggu produktivitas. Self-reward adalah penawar bagi stres, sehingga kesehatan mental tetap terjaga.

Kapan memberikan self-reward?

Berikan self-reward kapan pun Anda meraih pencapaian. Namun, Anda dapat tetap memberikan self-reward saat berada dalam proses mencapai impian, atau bahkan ketika mengalami kegagalan. Dengan demikian, Anda kembali bersemangat mencapai impian di kemudian hari. 

Perbedaan self-reward dan boros

Ada beragam bentuk self-reward, salah satunya adalah me time, seperti maraton, nonton film, membaca buku, berendam, atau karaoke. Ada juga yang menghadiahi dirinya dengan makan di restoran, spa di salon, belanja online, atau staycation yang tentunya membutuhkan biaya. Inilah yang terkadang sering menjadi pembenaran dari kebiasaan boros. 

Self-reward atau justru pemborosan? Kenali dulu perbedaannya:

  1. Sesuai kemampuan

Jika alasanmu beli HP baru adalah karena berhasil mendapatkan bonus dari kantor, pastikan jika pengeluaran tersebut sesuai dengan kemampuan. Dalam artian, Anda sudah mengalokasikan untuk investasi, dana darurat, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan kebutuhan lebih mendesak lainnya.

  1. Tidak sampai rela berutang

Self-reward penting, tapi bukan kebutuhan utama. Jadi, tidak perlu sampai berutang atau mengambil cicilan berbulan-bulan. Supaya tidak jadi pemborosan, buat alokasi budget tersendiri. Jika benda yang Anda inginkan harganya mahal, menabunglah, lalu beli ketika Anda benar-benar berhak mendapatkannya.

  1. Bukan berarti kalap

Pasti puas rasanya dapat membeli barang yang diinginkan, apalagi membelinya dalam rangka merayakan keberhasilan. Tapi, coba tanya pada diri sendiri, apakah benar-benar butuh? 

Menghargai kerja keras diri sendiri memang penting, tapi menahan diri untuk tidak menghamburkan uang lebih penting lagi. Jangan karena lapar mata, kebutuhan lain yang lebih mendesak jadi terabaikan.

  1. Untuk membahagiakan diri, bukan memenuhi gengsi

Tujuan dari self-reward adalah membahagiakan diri, bukan memenuhi gengsi. Jadi, hindari apabila selama ini self-reward berupa staycation setiap bulan demi bisa update di media sosial, karena hal ini namanya pemborosan. 

Tips menahan perilaku boros berkedok self-reward

Self-reward adalah hadiah untuk dirimu karena telah melewati berbagai tekanan. Namun, jangan sampai sesuatu yang positif ini bikin mood jadi negatif karena membuat gaji jadi minus.

Oleh karena itu, untuk dapat tetap mengapresiasi diri tanpa menjadi boros, Anda perlu menerapkan langkah berikut:

  1. Buat budget

Supaya tidak selalu menjadi pembenaran dari kebiasaan boros, buat budget khusus untuk self-reward. Jika budget bulan ini sudah habis, tunggu momen berikutnya.

  1. Bikin daftar self-reward tanpa biaya

Ada banyak self-reward yang bisa dilakukan dengan biaya minim atau bahkan tanpa biaya. Misalnya menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah, spa di rumah, mencoba gaya rambut model baru, menulis jurnal, bermain game, menonton film dan lain sebagainya.

Ketika semangatmu sudah meningkat kembali, energi positif ini dapat mudah menular ke orang lain. Jadi, self-reward tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga orang di sekitarmu.

Namun, tetap ingat batasan dan kemampuan, agar self-reward tidak menjadi kedok dari perilaku boros.

Semoga kini kamu semakin paham perbedaan antaraself-reward dan boros, agar bisa terhindar dari pengeluaran yang besar dengan alih-alih ingin menghadiahi diri sendiri. Jangan lupa untuk penuhi kebutuhan mendasar terlebih dahulu, seperti membayar premi asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, sebelum membeli hadiah untuk self-rewardAha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 6 Tanda Financial Suicide yang Perlu Dihindari
Next Post Sri Mulyani: Pemerintah, BI, OJK, dan LPS Bersinergi Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi

Member Login

or