1
1

Yuk, Simak Tips Atur Keuangan agar Lebih Terencana Ala Allianz

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Pencatatan keuangan pribadi menjadi salah satu cara mengelola keuangan yang bisa membantu setiap orang mencapai tujuan keuangan secara terintegrasi dan terencana. dikutip dari laman resmi Allianz.co.id disebutkan bahwa dalam mengelola keuangan, ada beberapa aspek pendekatan, yang dikenal juga sebagai piramida perencanaan keuangan. Aspek tersebut diantaranya adalah: pengelolaan arus kas, pengelolaan risiko, perencanaan investasi, perencanaan pajak, perencanaan pensiun, perencanaan transfer kekayaan, dan perencanaan pajak.

Di antara aspek-aspek tersebut, pengelolaan arus kas atau cash flow management merupakan pondasi dasar yang ada di piramida perencanaan keuangan. Artinya, sebelum memproteksi keuangan, berinvestasi, merencanakan dana pensiun, dan aspek-aspek perencanaan keuangan lainnya, kamu pertama-tama perlu mengelola arus kas.

Karena itu, kali ini kita akan membahas cara mudah membuat catatan keuangan pribadi, yang terdiri dari laporan arus kas dan laporan neraca.

Catatan Laporan Arus Kas

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan membuat laporan arus kas. Pertama, akan bisa mengidentifikasi pemasukan dan pengeluaran rutin. Kedua, bisa mengidentifikasi sumber-sumber pemasukan, baik yang rutin maupun tidak rutin. Ketiga, bisa mengetahui jumlah arus kas bersih, yakni selisih antara pemasukan dan pengeluaran, yang bisa digunakan untuk tabungan dan investasi. Keempat, arus kas bersih ini bisa membantumu menyusun tujuan keuangan dan memberikan gambaran cara mencapai tujuan keuangan tersebut. Dan kelima, laporan arus kas bisa membantu mengenali pola pengeluaran dan mengendalikannya. Berikut hal yang perlu kamu catat dalam laporan arus kas:

1. Arus kas masuk

Pos ini terdiri dari pendapatan utama atau gaji bulanan, serta pendapatan sampingan yang nilainya sudah dibuat rata-rata sebulan seperti pendapatan dari side job, bonus, tunjangan hari raya (THR), dividen saham, pendapatan bunga, dan lain-lain.

2. Arus Kas Keluar

Pos ini terdiri dari pengeluaran tetap seperti tabungan dan investasi, premi asuransi, cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), cicilan kredit kendaraan bermotor (KKB), cicilan kredit tanpa agunan (KTA), uang sekolah anak, langganan streaming, dan lain-lain. Selain itu, yang masuk pos ini juga ialah pengeluaran tidak tetap seperti tagihan listrik, biaya liburan, biaya rumah tangga, dan lain-lain.

|Baca juga: Allianz Life Indonesia Bagikan Tips agar Klaim Tidak Ditolak

3. Arus Kas Bersih

Pos arus kas bersih, atau net cash flow, merupakan selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar

Dengan membuat catatan arus kas, seseorang diharapkan bisa mengendalikan pengeluaran agar tidak lebih besar daripada pemasukan. Lebih jauh lagi, seseorang diharapkan bisa memiliki arus kas bersih yang bisa digunakan untuk menambah dana darurat, tabungan, dan investasi. Besar dana darurat ialah enam kali pengeluaran bulanan. Sementara besar rasio tabungan atau saving ratio yang sehat ialah minimal 10% dari penghasilan. Dari catatan arus kas, seseorang pun diharapkan bisa mengendalikan debt service ratio atau rasio cicilan utang tahunan dibanding pendapatan tahunan sebesar maksimal 35%.

Catatan neraca

Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik seseorang dengan melakukan pencatatan neraca. Pertama, catatan neraca bisa membantu seseorang mengetahui nilai kekayaan bersih dan utang yang dimiliki. Kedua, catatan neraca bisa menjadi sarana membantu menentukan tujuan keuangan. Dan, ketiga, catatan neraca bisa membantu seseorang mengevaluasi posisi keuangannya.

Beberapa pos yang ada di catatan neraca antara lain:

1. Aset

Terdiri dari aset likuid (tabungan, deposito, rekening koran), aset investasi (saham, reksa dana, uang kripto, surat utang, dana pensiun), dan aset pribadi (rumah, mobil, koleksi seni, koleksi tas mahal).

2. Utang

Terdiri dari utang jangka pendek seperti utang kartu kredit dan KTA, serta utang jangka panjang seperti KKB, KPR, dan kredit investasi.

3. Nilai kekayaan bersih

Disebut juga net worth, merupakan selisih aset dikurangi total utang.

Dari catatan neraca di atas, seseorang diharapkan bisa mengendalikan utang dengan menjaga debt to asset ratio atau utang berbanding aset maksimal 50%. Di samping itu, catatan neraca juga bisa membantu seseorang mengendalikan liquid asset to net worth ratio atau rasio aset likuid berbanding kekayaan bersih sekitar 15%.

Di samping menyusun catatan keuangan pribadi, sebagai seseorang yang sudah bekerja dan memiliki tanggungan, jangan lupa lindungi dirimu dengan asuransi jiwa sebagai tanda cinta terbaik untuk keluarga. Dengan memiliki asuransi jiwa, maka kamu telah menyiapkan bekal untuk keluarga tercinta agar bisa mencapai tujuan keuangan, meski kamu sudah tidak mendampingi mereka.

 

Editor: Wahyu Widiastuti

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IFG Life Proteksi Timnas Indonesia dan Penonton Laga FIFA Match Day
Next Post Fitch Afirmasi Peringkat Bank ANZ Indonesia AAA Outlook Stabil

Member Login

or