1
1

Eksekutif Asuransi Global Sebut Cyber Security Jadi Pengaruh Besar bagi Industri

Perlindungan serangan siber. | Foto: freepick.com

Media Asuransi, GLOBAL – Bagi 40% eksekutif perusahaan asuransi global, risiko keamanan siber (cyber security) merupakan tren terbesar yang memengaruhi bisnis mereka. Hal ini sesuai hasil riset Earnix yang mensurvei 400 eksekutif dari berbagai departemen, termasuk C-level, TI, underwriting, dan produk, perusahaan asuransi global.

Hasil survei tersebut, menurut Earnix, menunjukkan perusahaan asuransi menyadari bahwa masih banyak hal yang harus dilakukan untuk melindungi data konsumen dan mematuhi peraturan privasi data yang terus bertambah. Hal ini menjadi semakin mendesak karena industri ini terus berkembang ke saluran digital baru, sambil bergulat dengan peningkatan serangan siber.

Perusahaan asuransi yang masih menggunakan sistem lama dapat lebih terpapar pada ancaman siber yang terus meningkat, demikian catatan Earnix dalam laporan tren industri tahun 2023.

|Baca juga: Oliver Valentino Dinobatkan TOP 30 Cyber Security Leaders di Asia Tenggara dan Hong Kong

“Mengganti infrastruktur TI yang sudah ketinggalan zaman dengan sistem yang lebih modern dapat membantu mereka mengatasi kesenjangan keamanan dan tetap selangkah lebih maju dari orang-orang jahat,” ujar laporan yang dikutip dari laman Property Casualty.

Meskipun dunia maya merupakan masalah yang paling mendesak secara global, para eksekutif Amerika Utara menempatkan perubahan ekonomi makro, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga, sebagai tren terbesar yang mempengaruhi bisnis. Risiko siber merupakan tren terbesar kedua yang berdampak pada bisnis, menurut para eksekutif asuransi Amerika Utara.

Sekitar 40% eksekutif Amerika Utara mengatakan bahwa perubahan ekonomi makro adalah tren terbesar yang mempengaruhi industri asuransi, sementara 33% eksekutif asuransi Eropa dan Australia mengatakan hal yang sama.

Earnix mencatat bahwa kekhawatiran di kalangan perusahaan asuransi terhadap perubahan lingkungan makroekonomi cukup beralasan, karena pergeseran ini dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan, kenaikan suku bunga, biaya baru, dan tekanan persaingan, lebih banyak peraturan dan kebutuhan untuk mengembangkan model bisnis untuk memenuhi perubahan pasar.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ketua Umum DAI Rudy Kamdani: Momentum Gencarkan Sosialisasi & Literasi Asuransi ke Masyarakat
Next Post Bolttech Mempertimbangkan IPO di AS senilai US$410 juta

Member Login

or