1
1

Estimasi Kerugian Asuransi Bencana Alam US$53 Miliar

Gedung Arthur J Gallagher & Co. | Foto: getty images

Media Asuransi, GLOBAL – Gallagher Re, sebuah broker asuransi global, menetapkan kerugian industri asuransi dan reasuransi global akibat bencana alam sebesar US$52 miliar untuk semester I/2023.

Hal tersebut juga diikuti oleh Aon, yang mengatakan bahwa kerugian bencana alam yang ditanggung oleh industri asuransi dan reasuransi mencapai sekitar US$53 miliar pada semester I/2023.

Namun tahun ini, terdapat perbedaan proyeksi Gallaghar Re dan Aon dengan Munich Re. Raksasa reasuransi global Munich Re, mengeluarkan estimasi awal sebesar US$43 miliar kerugian yang diasuransikan pada semester pertama tahun 2023 untuk bencana alam di seluruh dunia.

Perkiraan pialang atas kerugian bencana alam sering kali merupakan angka tertinggi, tetapi biasanya dengan selisih yang relatif kecil. Hal ini karena pialang sering kali menangkap berbagai peristiwa yang lebih kecil dalam laporan kerugian bencana mereka, dibandingkan dengan perusahaan reasuransi besar.

Perbedaan yang lebih luas antara pelaporan tersebut membuat perbandingan menjadi lebih sulit, tetapi tampaknya aktivitas badai konvektif yang parah (SCS) di Amerika Serikat menjadi penyebab utama kesenjangan tersebut.

|Baca juga: Munich Re: Bencana Alam Global Rugikan Asuransi US$43 Miliar

Badai konvektif parah (SCS) yang terjadi di Amerika Serikat memberikan kontribusi kerugian terbesar untuk ketiga laporan sejauh ini.

Gallagher Re dan Aon sama-sama menetapkan kerugian yang diasuransikan SCS AS untuk semester pertama sebesar US$35 miliar, tetapi Munich Re hanya menempatkan angka ini pada US$25 miliar, yang mungkin menjelaskan kesenjangan dalam total semester I/2023.

Namun, mengingat reasuransi RenaissanceRe mengatakan bahwa SCS pada kuartal kedua sudah mampu menyebabkan kerugian industri mendekati US$30 miliar, seperti yang dilaporkan, tampaknya sangat mungkin angka Munich Re dan mungkin juga angka pialang lainnya akan direvisi naik.

Mengomentari aktivitas badai konvektif atau badai petir yang parah, Munich Re menjelaskan, bahwa kerugian akibat badai petir yang parah di Amerika Serikat saat ini tampaknya merupakan kejadian yang normal, dan bukan outlier.

Setelah disesuaikan dengan inflasi, kerugian badai petir yang lebih tinggi pada semester pertama hanya pernah terjadi satu kali sebelumnya di Amerika Serikat, yakni pada tahun 2011, dengan kerugian keseluruhan sebesar US$46 miliar dan kerugian yang diasuransikan sebesar US$29 milar.

Kerugian ekonomi secara keseluruhan dari bencana alam pada semester pertama dipatok sebesar US$110 miliar oleh Munich Re, dan meskipun nilai pertanggungannya jauh lebih rendah yaitu US$43 miliar. Perusahaan reasuransi tersebut mengatakan bahwa angka ini masih jauh lebih tinggi daripada rata-rata 10 tahun.

Oleh karena itu, kurang dari 40% dari kerugian yang ditanggung oleh asuransi, dengan kejadian-kejadian besar seperti gempa bumi di Turki dan Suriah sebagian besar tidak ditanggung.

Anggota Dewan Manajemen Munich Re, Thomas Blunck, mengatakan bahwa bencana gempa bumi di Turki dan Suriah menggambarkan pentingnya bangunan yang kuat dan aman. “Tujuan utamanya adalah untuk menyelamatkan nyawa. Langkah selanjutnya adalah mengurangi kerugian akibat bencana tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan Iklim dan Geo Munich Re, Ernst Rauch, menyoroti perubahan iklim dan El Nino sebagai faktor yang perlu diperhatikan oleh industri asuransi dan reasuransi. “Dampak perubahan iklim memiliki dampak yang semakin kuat pada kehidupan kita. Paruh pertama tahun 2023 ditandai dengan rekor suhu di banyak wilayah di dunia, suhu air yang sangat tinggi di berbagai cekungan laut, kekeringan di beberapa bagian Eropa, dan kebakaran hutan yang parah di timur laut Kanada,” kata Rauch.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post MAPFRE Akuisisi Insignia Life Guna Dorong Pertumbuhan Asuransi Jiwa di Meksiko
Next Post 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 1 Agustus 2023

Member Login

or