Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) PT Asuransi Sinar Mas (ASM) di ‘AA+(idn)’ dengan Outlook Stabil.
“Peringkat Nasional IFS ‘AA’ menunjukkan kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban terhadap pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau emiten lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 4 Juli 2024.
Penilaian profil perusahaan ‘Menguntungkan’ dari Fitch dibandingkan dengan perusahaan asuransi domestik lainnya didasarkan pada profil bisnis yang ‘Menguntungkan’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Netral’. ASM adalah perusahaan asuransi umum terkemuka di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 9% berdasarkan premi bruto tertulis (GPW) pada tahun 2023. Posisi pasar yang kuat berasal dari branding yang kuat, saluran distribusi yang beragam, dan infrastruktur yang solid.
|Baca juga: Permodalan Kuat, Asuransi Sinar Mas Diganjar Peringkat idAA+ oleh Pefindo
“Kami menganggap ASM sebagai perusahaan asuransi komposit karena kontribusi premi yang besar dari anak perusahaan asuransi jiwanya, PT Asuransi Simas Jiwa (ASJ). Proporsi GPW asuransi jiwa adalah 26% dari total GPW ASM secara konsolidasi. ASJ memiliki pangsa pasar sekitar 5%, berdasarkan GPW domestik asuransi jiwa.”
ASM mencapai profitabilitas yang lebih tinggi meskipun premi konsolidasi menurun sebesar 2%. Return on equity meningkat menjadi 13% pada tahun 2023 dari 8% pada tahun 2022, (rata-rata tiga tahun 2021-2023: 8%), didukung oleh kinerja underwriting asuransi umum yang lebih baik dan klaim asuransi jiwa yang lebih rendah. Combined ratio membaik menjadi 94% (2022: 98%), dengan rata-rata di 98% selama 2021-2023.
Penurunan premi ASM terutama disebabkan oleh bisnis ASJ yang melambat. Premi ASJ turun sebesar 47% karena penurunan bisnis unit-linked dan peralihan ke produk unit-linked baru untuk mematuhi peraturan yang lebih ketat tentang asuransi unit-linked yang diberlakukan pada tahun 2023.
Fitch menilai bahwa ASM akan terus meninjau produk asuransi kreditnya untuk menjaga profitabilitas, memastikan tarif premi, dan kecukupan cadangan. Bisnis asuransi kredit, yang didominasi oleh asuransi pinjaman modal kerja, meningkat menjadi sekitar 29% dari total GPW (2022: 1%), mengimbangi bisnis properti yang lebih rendah sebesar 19% (2022: 23%).
|Baca juga: Asuransi Sinar Mas Siapkan Produk Simas Cyber Enterprise
“Kami memperkirakan ASAM akan mempertahankan penyangga modal yang memadai untuk mendukung ekspansi bisnisnya. Kecukupan modal, diukur dengan rasio modal berbasis risiko (RBC) regulasi, adalah 335% pada akhir tahun 2023 (2022: 330%), sementara RBC ASJ adalah 931% (2022: 795%), jauh di atas persyaratan minimum regulasi 120%. Kualitas modal tergolong baik, karena terdiri dari modal dan didukung oleh pertumbuhan surplus yang berkelanjutan.”
Fitch memperkirakan ASM akan mempertahankan praktik investasi yang prudent dan mengelola eksposur ‘aset berisiko’, mengingat bauran investasi yang beragam. Reksa dana berkontribusi kepada 27% dari portofolio investasi ASM secara konsolidasi, diikuti oleh setara kas dan surat berharga masing-masing sebesar 33% dan 40%. Sisanya terdiri dari berbagai instrumen, termasuk saham tidak terafiliasi, properti, dan hipotek. Investasi dalam saham tidak terafiliasi rendah, sekitar 1% dari total aset yang diinvestasikan pada akhir tahun 2023.
Perusahaan menyerahkan sebagian dari premi melalui beberapa perjanjian reasuransi proporsional dan excess-of-loss untuk memitigasi risiko bencana, dan perjanjian reasuransinya dipimpin oleh reasuransi domestik. Fitch menilai bahwa kualitas kredit beberapa reasuradur domestik di panel reasuransi ASM telah menurun. Eksposur modal terhadap pemulihan reasuransi turun menjadi 67%, dari 78% pada akhir tahun 2022.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News