Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Insurer Financial Strength (IFS) Nasional PT KB Insurance Indonesia di ‘AA-(idn)’. Outlook adalah Stabil.
“Peringkat mencerminkan profil perusahaan yang ‘Moderate’ dan kapital regulasi yang baik, yang diimbangi oleh ketergantungan yang tinggi terhadap reasuransi. Peringkat juga mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang membaik dan portofolio investasi yang likuid,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.
Fitch menjelaskan peringkat IFS Nasional ‘AA’ menunjukkan kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.
Fitch menilai KB Insurance Indonesia sebagai anak perusahaan yang ‘Important’ dari induk, KB Insurance Co., Ltd., yang berbasis di Korea Selatan, terlepas dari skala bisnis yang kecil. Hal ini didasari oleh dukungan dan sinergi dengan afiliasi domestik. KB Insurance Indonesia mengkapitalisasi merek induk dan memanfaatkan keahlian dan sumber daya grup, termasuk dalam hal manajemen risiko. Kontribusi dari grup KB tetap berada di 19%, berdasarkan total premi bruto (GPW) di 9 bulan 2023 (2022: 19%).
Fitch menilai profil perusahaan KB Insurance Indonesia sebagai ‘Moderate’ berdasarkan profil bisnis yang ‘Moderate’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Moderate/Favourable’ dibandingkan dengan perusahaan asuransi domestik lainnya. Profil bisnis yang ‘Moderate’ mencerminkan waralaba pasar yang memadai didukung oleh kekuatan merek dan saluran grup KB, selera risiko yang setara dengan sektor dan lini bisnis yang cukup beragam.
Rasio kapital berbasis risiko (RBC) KB Insurance Indonesia adalah 423% pada akhir September 2023 (akhir 2022: 451%) berada di atas persyaratan minimum regulasi sebesar 120%. Rasio ini juga berada di atas rasio RBC perusahaan asuransi umum Indonesia di 309% pada akhir September 2023 dan di atas kebanyakan perusahaan yang diperingkat oleh Fitch. Namun, kapital dalam jumlah absolut dinilai lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang diperingkat lainnya.
|Baca juga: PT KB Insurance Indonesia Gencarkan Literasi dan Edukasi Keuangan Lewat Program CSR
KB Insurance Indonesia mensesikan premi yang besar kepada perusahaan-perusahaan reasuransi karena skala bisnis yang kecil dan paparan terhadap risiko bencana alam berasal dari proporsi yang tinggi dari asuransi properti di pasar Indonesia yang rawan bencana alam.
Retensi premi perusahaan – yang diukur oleh proporsi premi neto terhadap GPW – dengan rata-rata 22% selama 2020-2022, dinilai rendah dibandingkan dengan industri asuransi umum di 57% dan perusahaan asuransi lain yang diperingkat lainnya.
Peningkatan ke 33% di 9 bulan 2023 (2022: 26%) karena kontribusi yang lebih besar dari bisnis motor. “Kami mengharapkan peningkatan retensi premi secara bertahap karena perusahaan fokus terhadap bisnis kendaraan bermotor.”
Rasio gabungan perusahaan membaik ke 70% di 9 bulan 2023 (2022: 76%), dengan rata-rata tiga tahun di 93% selama 2020-2022, diuntungkan dari komisi reasuransi yang tinggi. Tingkat pengembalian ekuitas adalah 7% pada tahun 2022 (2021: 6%) dan rata-rata 5% selama 2020-2022, didukung oleh pendapatan investasi yang stabil.
Pertumbuhan GPW KB Insurance Indonesia melambat ke 15% pada 10 bulan 2023 (2022: 25%) karena kontribusi yang lebih rendah dari rekayasa, rangka kapal dan pengangkutan, karena perusahaan selektif dalam mengambil bisnis baru.
Namun, pertumbuhan ini masih ada di atas pertumbuhan 9% di industri asuransi umum. “Kami meyakini bahwa pertumbuhan di atas rata-rata meningkatkan risiko, khususnya terhadap kapitalisasi dan kinerja keuangan, walaupun pertumbuhan datang dari grup dan memberikan keuntungan diversifikasi.”
KB Insurance Indonesia mengadopsi strategi investasi yang konservatif, dengan 90% dari total aset yang diinvestasikan adalah kas dan ekuivalen dan surat berharga pendapatan tetap pada akhir September 2023. Perusahaan mengalokasikan sebagian besar portofolio pendapatan tetap ke surat berharga pemerintah. Portofolio yang lain terdiri dari berbagai instrumen, termasuk saham dan reksa dana.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News