1
1

Fitch Ratings Ramal Pendapatan Reasuransi Global Tetap Kuat hingga 2025, Apa Alasannya?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru Fitch Ratings menyebutkan reasuransi global diperkirakan mempertahankan pendapatan yang kuat hingga akhir 2024 dan 2025. Kondisi itu berkat harga yang umumnya memadai dan underwriting yang disiplin.

Dilansir dari Reinsurance News, Kamis, 29 Agustus 2024, pada paruh pertama 2024, sebanyak 19 reasuransi non-jiwa yang dilacak Fitch mencatat rasio gabungan sebesar 84,2 persen, lebih baik dari 85,9 persen pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini disebabkan profitabilitas underwriting yang lebih baik dan kerugian bencana yang dapat dikelola.

Hasil underwriting diperkirakan tetap menguntungkan pada paruh kedua 2024 dan 2025 karena harga yang umumnya memadai. Premi bersih reasuransi non-jiwa meningkat sebesar enam persen pada semester I/2024 dibandingkan dengan semester I/2023, mencerminkan kinerja yang kuat selama pembaruan reasuransi.

|Baca juga: PermataBank Meluncurkan PermataUltimate Card

|Baca juga: Industri Asuransi Jiwa Optimalkan Kanal Distribusi untuk Tingkatkan Pendapatan Premi

|Baca juga: Mandiri Sekuritas Tawarkan Investasi di SBN Syariah SR021

Meskipun pertumbuhan premi diperkirakan berlanjut, namun Fitch memprediksi akan melambat seiring meningkatnya persaingan di pasar.

Untuk reasuransi jiwa dan kesehatan, Fitch melaporkan kenaikan pendapatan pra-pajak sebesar enam persen pada paruh pertama 2024. Profitabilitas bervariasi di antara perusahaan berdasarkan pengalaman mortalitas dan morbiditas mereka, tetapi secara keseluruhan, peningkatan pendapatan investasi dari suku bunga yang lebih tinggi menguntungkan kelompok ini.

Selain itu, ekuitas pemegang saham meningkat sebesar enam persen pada semester I/2024 dari akhir 2023, didorong oleh pendapatan underwriting dan investasi yang lebih tinggi serta keuntungan di pasar saham.

Perusahaan diperkirakan mempertahankan kapitalisasi yang kuat dan mungkin meningkatkan pembelian kembali saham serta dividen pada paruh kedua 2024 dan 2025 seiring peluang pertumbuhan yang berkurang dan investor mencari hasil dari modal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI dan Kementerian Investasi Perkuat Kerja Sama Layanan Perijinan Ekonomi Keuangan
Next Post Bidik Kue Bisnis Syariah, Bank Jago dan Bibit Luncurkan RDN Syariah Berbasis Digital

Member Login

or