1
1

Formula E Operation Akselerasi Kemajuan Kehidupan Berkelanjutan Melalui Sarana Balap Mobil

Allianz merupakan official insurance partner of the ABB FIA Formula E World Championship. Kejuaraan Dunia Formula E. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – Allianz merupakan official insurance partner of the ABB FIA Formula E World Championship. Kejuaraan Dunia Formula E yang digelar di AGI Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara, pada 3-4 Juni 2023 mendatang, diyakini bakal berkontribusi positif untuk banyak hal. Mulai dari lingkungan, sosial, hingga perekonomian di Jakarta, bahkan Indonesia.

Formula E Operation (FEO) berkomitmen mengakselerasi kemajuan kehidupan yang berkelanjutan melalui sarana balap listrik. Apalagi turnamen ini adalah olahraga pertama dan satu-satunya di dunia yang mendapatkan sertifikasi net zero carbon sejak awal pembentukannya.

Direktur Allianz Utama Indonesia, Ignatius Hendrawan, mengatakan bahwa Allianz merupakan official insurance partner of the ABB FIA Formula E World Championship, dan mitra utama Allianz Fan Village.

|Baca juga: Jakarta Sukses Menggelar Ajang Formula E

Dia mengatakan, bahwa isu berkelanjutan yang ada di Formula E sangat sejalan dengan tujuan Allianz, yaitu We Secure Your Future (Kami Mengamankan Masa Depan Anda). “Kami ingin memastikan bahwa bisnis yang dilakukan, memberikan manfaat terhadap masyarakat pada masa depan, dan juga bumi di mana kita tinggal,” kata Hendrawan dalam talkshow Jakarta E-Prix 2023 bertema “Sustainable Race For Sustainable Future” di salah satu televisi swasta.

Dia menyebut, Allianz ingin terlibat dalam topik berkelanjutan di luar fokus industri asuransi. Apalagi isu lingkungan berkelanjutan merupakan hal penting yang harus diutamakan. “Kita menghadapi tantangan darurat iklim dan fokus pada net zero carbon, kemudian self-sustained kita mendukung masyarakat dan generasi mendatang agar bisa bisa mandiri dan memiliki kehidupan yang lebih baik,” jelas Hendrawan.

Pada kesempatan yang sama, Sustainability Director FEO, Julia Palle, mengatakan bahwa Formula E hadir sebagai bentuk kepedulian organisasi olahraga terhadap perubahan iklim. Salah satu caranya dengan mengadopsi kendaraan berbasis tenaga listrik, sehingga masyarakat terdorong menggunakan kendaraan listrik.

Penggunaan kendaraan ramah lingkungan ini tentunya akan berdampak positif bagi iklim dunia. Terlebih perubahan iklim (climate change) menjadi salah satu isu penting yang menjadi pusat perhatian di dunia.

“Kami bisa memperkenalkan kepada generasi yang akan datang, ada balapan berkelanjutan. Ini pertama kalinya balapan yang menerapkan prinsip berkelanjutan, karena 26 persen energi terbuat dari material berkelanjutan yang tidak hanya didaur ulang untuk digunakan kembali,” katanya.

Menurut dia, saat ini dunia memasuki era baru, yang mana energi berkelanjutan digunakan untuk olahraga balapan. Tidak hanya bagi lingkungan, turnamen ini juga bisa berkontribusi positif untuk sosial di masyarakat.

|Baca juga: Tren Penggunaan Mobil Listrik di Kalangan Pejabat dan Pengusaha

Selain itu, FEO juga melibatkan kelompok masyarakat untuk meningkatkan perspektif mereka terhadap kendaraan listrik. Kehadiran kendaraan listrik tentunya bisa menyelamatkan planet ini dari perubahan iklim ekstrem yang dipicu oleh gas buang kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM).

“Kami selalu mencoba bekerja sama dengan komunitas lokal seperti contohnya pekan depan di Jakarta, kami akan bekerja sama dengan ratusan orang dari berbagai komunitas yang akan mencoba industri ‘motosport’.  Mulai dari jurnalis, teknisi, mekanik, mereka akan ada aktivitas workshop untuk mengendarai kendaraan listrik,” ungkap Julia.

“Kami ingin bekerja sama dengan komunitas lokal, memberikan mereka perspektif tentang motosport. Bukan hanya kepada orang yang sudah lama mencoba (motorsport) tapi lebih luas lagi,” tambahnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, mengajak masyarakat, terutama penonton balap nanti untuk mengedepankan pola waste management atau pengelolaan sampah. Salah satu caranya membuang sampah plastik bekas makanan dan minuman ke tempat yang disediakan.

“Sekarang kita begitu tergantung sesuatu yang dianggap praktis, seperti botol minuman dan sebagainya. Dalam konteks kehidupan modern, kita tidak mengharamkan penggunaan alat itu sepanjang kita dapat mengelola (sampah) itu dengan baik,” katanya.

“Kalau kita habis minum air mineral, itu botolnya harus disimpan sampai suatu saat bisa kita kirim kepada pihak yang mampu untuk mengolah itu menjadi bentuk peralatan lain, dalam konteks daur ulang,” lanjutnya. Wiek

editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ukuran Pasar TPA Asuransi Global Diperkirakan Capai US$511,48 Miliar
Next Post WTW Luncurkan Produk Asuransi untuk Melindungi Aset Tak Berwujud

Member Login

or