1
1

Gempa Bumi Turki Kian Menggerus Profitabilitas Asuransi dan Reasuransi

Beberapa bangunan bertingkat di Turki rata dengan tanah akibat guncangan gempa berkekuatan 7,8 Magnitudo. | Foto: twitter@@enhypenupdates

Media Asuransi, GLOBAL – Kerugian gempa bumi yang melanda Turki pada 6 Februari 2023 diperkirakan akan berdampak pada profitabilitas perusahaan asuransi dan reasuransi.

Gempa bumi tersebut merupakan yang terkuat dalam 100 tahun terakhir dan telah menyebabkan banyak korban jiwa, serta merusak hampir 8.000 bangunan.

Analis Senior GlobalData, Shabbir Ansari, memaparkan perkiraan awal kerugian ekonomi akibat peristiwa bencana saat ini lebih dari US$1,0 miliar, dan akan memakan waktu bertahun-tahun bagi perusahaan asuransi Turki untuk menyelesaikan kerugian yang diasuransikan. Kerugian ekonomi diperkirakan lebih dari dua kali lipat kerugian dari gempa serupa pada tahun 2020.

Menurut Database Asuransi Global GlobalData, premi tertulis bruto (GWP) asuransi properti mencapai TRY 26,1 miliar (US$2,9 miliar) pada tahun 2021 dan menyumbang 29,8% dari pasar asuransi umum Turki. Pasar asuransi properti Turki mencatat kerugian penjaminan emisi pada tahun 2021 karena rasio gabungan melewati 100% untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir dan mencapai 107,2%.

|Baca juga: Gempa Turki Bakal Perpanjang Hardening Market Global

“Rasio gabungan, yang merupakan kombinasi antara rasio kerugian dan biaya, diperkirakan akan semakin memburuk selama beberapa tahun ke depan karena peristiwa bencana saat ini,” jelasnya.

The Turkish Catastrophe Insurance Pool (TCIP) bersama dengan mitra reasuransi utamanya termasuk Munich Re dan Swiss Re, diperkirakan akan menyerap sebagian besar kerugian yang timbul akibat gempa ini.

TCIP adalah lembaga publik yang didirikan pada tahun 2000 dengan ketentuan untuk menyelesaikan klaim asuransi katastropik hingga US$2,5 miliar.

Menurut Ansari, asuransi di Turki sudah terhuyung-huyung di bawah tekanan inflasi tinggi yang berdampak pada profitabilitas mereka. Inflasi di negara itu mencapai 58% pada Januari 2023 dan 49% pada periode yang sama tahun lalu. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan biaya klaim rata-rata yang lebih tinggi untuk perusahaan asuransi.

|Baca juga: Gempa Turki Bakal Perpanjang Hardening Market Global

“Karena perusahaan belum pulih dari dampak gempa tahun 2020, gempa baru-baru ini akan berdampak lebih jauh pada profitabilitas perusahaan asuransi properti. Akibatnya, perusahaan asuransi properti Turki diperkirakan akan mencatatkan kerugian underwriting pada tahun 2023 dan 2024,” tuturnya.

Sisi positifnya, Ansari menjelaskan bahwa meningkatnya frekuensi bencana alam berskala besar seperti itu akan semakin menciptakan permintaan akan asuransi bencana alam di negara ini dan mendukung pertumbuhannya. “Namun, profitabilitas perusahaan asuransi diperkirakan akan tetap tertantang selama beberapa tahun ke depan karena meningkatnya klaim dan kenaikan inflasi,” tambahnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Muamalat Targetkan Pembiayaan Multiguna Tumbuh Tiga Kali Lipat
Next Post Sido Muncul Bukukan Laba Bersih Rp1,1 Triliun di 2022

Member Login

or