1
1

Generasi Muda Perlu Trik untuk Hindari Kesalahan Finansial dan Investasi 

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober menjadi momentum khusus bagi perusahaan asuransi jiwa multinasional asal Munchen, Jerman ini. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) berkesempatan untuk lebih mengenalkan literasi dan inklusi keuangan kepada kalangan generasi muda di Indonesia karena masih minimnya pemahaman mereka terhadap finansial dan investasi untuk masa depan.

“Semangat perjuangan muda-mudi Indonesia, hingga saat ini masih terus berkobar dalam melalui rintangan dan meraih cita-cita, namun, perjuangan belum berakhir. Generasi muda saat ini dihadapkan pada perjuangan yang berbeda, terutama dalam meraih kematangan dan kemerdekaan finansial,” ungkap Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, Meta Lakhsmi Permata Dewi, dalam keterangannya, Jumat, 29 Oktober 2021.

Di paparkan mengenai hasil survei dari Insider dan Morning Consult (2019) yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari generasi milenial merasa berada pada kondisi finansial yang lebih buruk dibandingkan dengan ekspektasi mereka 10 tahun lalu. Selain itu hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2016 juga mengungkapkan bahwa tingkat literasi keuangan dari anak muda usia 25-35 tahun adalah sebesar 33,5%, sedangkan untuk usia 18-25 tahun sebesar 32,1%. Dengan begitu, anak muda di Indonesia masih tergolong rentan secara finansial.

Anggota Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara, dalam sebuah seminar online menyatakan bahwa literasi menjadi penting di masa pandemi ini terutama bagi generasi Z dan milenial. Literasi keuangan yang baik akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Iwan mengatakan, setidaknya ada empat alasan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda. Pertama, generasi muda berperan sebagai critical economic players. Pada tahun 2020, satu dari dua penduduk Indonesia adalah generasi muda dengan jumlah 145,4 juta jiwa. Kedua, tingkat literasi keuangan di kalangan generasi muda masih rendah. Berdasarkan survei nasional tahun 2019, menunjukkan bahwa literasi keuangan penduduk 15-17 tahun adalah sebesar 16 persen.

|Baca juga: Allianz Life Incar Segmen Upper Mass Affluent Nasabah Bank

Kemudian, generasi muda juga lebih rentan secara finansial. Generasi muda kebanyakan menghabiskan uang untuk kesenangan dibandingkan untuk menabung dan atau berinvestasi untuk menambah aset“Yang terakhir, secara statistik, generasi muda lebih mudah terperdaya ajakan influencer. Dalam berinvestasi, generasi muda harus memperhatikan 2L, yaitu legal dan logis,” tegas Iwan Tirta.

 Di sisi lain, Meta Lakhsmi mengatakan bahwa generasi muda sering dikaitkan dengan istilah sandwich generation atau suatu keadaan finansial di mana seseorang harus turut memenuhi kebutuhan dari generasi sebelumnya dan generasi setelahnya. Oleh karena itulah literasi finansial menjadi semakin penting bagi kalangan muda agar dapat meraih kemerdekaan finansial,”  jelas Meta.

Perencana keuangan dan CEO Finansialku.com, Melvin Mumpuni menjelaskan bahwa kesalahan yang kerap dilakukan oleh kaum muda beragam, mulai dari mengabaikan kebiasaan menabung, gaya hidup mewah, hingga tidak memiliki dana darurat dan perlindungan asuransi. “Perlunya memiliki manajemen risiko serta pengaturan cashflow yang baik. Financial check-up menjadi hal pertama yang dapat dilakukan anak muda untuk mengetahui keadaan finansialnya. Sehingga, mereka dapat mengetahui langkah perencanaan keuangan yang harus diambil,” tegasnya.

Menurut Melvin, dalam usaha mencapai kemerdekaan finansial sejak muda dan menghindari jebakan sandwich generation, generasi muda perlu mempersiapkan perencanaan keuangan sedini mungkin. “Beberapa tahapan penting perlu diperhatikan oleh generasi muda yaitu pertama, dimulai dengan memenuhi kebutuhan dasar. Kemudian  kedua,  adanya kebutuhan perlindungan atau proteksi serta dana darurat. Setelah itu, ketiga, fokus untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak, pensiun, dan warisan serta mulai berinvestasi,” paparnya.

Diterangkan Melvin, perencanaan keuangan yang baik dan didasari oleh literasi keuangan yang cukup merupakan salah satu bekal terbaik untuk persiapan masa depan, sama halnya dengan asuransi yang dapat menjadi jaring pengaman bagi generasi muda untuk menghindari risiko kerugian keuangan.

“Fokus pertama yang wajib dilakukan adalah memastikan keuangan sehat. Setelah itu baru dapat melakukan pengaturan cashflow yang seimbang dan mengetahui kebutuhan yang dapat membantu dalam mencapai tujuan keuangan yang diimpikan. Setelah itu, berfokus pada dana darurat dan asuransi,” ujar Melvin.

|Baca juga: Tren Belanja Online Naik, Allianz Tingkatkan Layanan Digitalnya

Meta Lakhsmi menambahkan bahwa memiliki investasi sudah menjadi keperluan, sehingga harus disertakan dalam perencanaan keuangan. Dijelaskan ada banyak pilihan untuk berinvestasi, terutama bagi kalangan muda. “Namun, dalam prosesnya perlu dilengkapi dengan wawasan mengenai investasi yang cukup matang agar semakin tepat dalam memilih dan sesuai kebutuhan. Selain itu, perlu untuk menentukan tujuan, jangka waktu dan profil risiko sebelum melakukan investasi,” jelasnya.

Meta pun mengungkapkan bahwa memiliki asuransi di usia muda sama pentingnya dengan sebuah investasi. Asuransi menawarkan perlindungan terhadap risiko-risiko yang dapat terjadi di masa yang akan datang. “Hal ini digunakan sebagai salah satu tindakan preventif finansial. Terutama bagi kalangan muda yang sudah mulai bekerja dan inilah saat untuk mulai memilikinya,” tegasnya.

Memiliki asuransi di usia muda, ungkap Meta, memberikan banyak kemudahan dan kepastian, seperti premi yang akan dibayarkan semakin terjangkau dibandingkan mengambil asuransi di usia lebih tua. Asuransi juga penting sebagai salah satu langkah dalam mencapai financial freedom. “Dengan memiliki asuransi, kita bisa memperkuat pondasi kokoh untuk perencanaan keuangan di masa depan,” terangnya.

Sebagai generasi dengan semangat yang masih membara, menurut Meta, anak muda seharusnya mulai menerapkan prinsip-prinsip perencanaan keuangan yang baik dari sekarang untuk dapat meraih kemerdekaan finansial di masa depan. “Hal ini termasuk dalam memiliki asuransi dengan pilihan jenis asuransi yang beragam sesuai dengan kebutuhan seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, maupun asuransi kendaraan,” pungkasnya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Omegawati: Sosok Muda Ambisius Ahli Investasi Komoditas
Next Post Target Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Diturunkan

Member Login

or