1
1

Hadapi RPOJK 68, APPARINDO Kembali Gelar Sharing Session Antaranggota

(kiri-kanan) Sekretaris Jenderal APPARINDO, Nefertiti Marzuki, Wakil Bendahara APPARINDO, Handoko Afandy, Ketua II APPARINDO, Primo Fortasiano, Ketua Umum APPARINDO, Yulius Bhayangkara, Ketua I APPARINDO, Boyke Lukman, dalam kegiatan sharing session di Jakarta, 16 Juni 2023. | Foto: Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Menyikapi terkait perubahan POJK 68 yang diperkirakan akan segera terbit di bulan Juli atau Agustus 2023 nanti, Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APPARINDO) kembali menggelar sharing session yang bertajuk “Rencana Kenaikan Modal dan Ekuitas Perusahaan Asuransi dan Reasuransi” di Jakarta, Jumat, 16 Juni 2023.

Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari sharing session edisi pertama yang sempat diselenggarakan di Grand Kemang Hotel, Jakarta pada 23 Maret 2023 lalu.

Ketua Umum APPARINDO, Yulius Bhayangkara, mengatakan bahwa kegiatan diskusi ini merupakan suatu urgensi yang perlu dikaji bersama, sehingga perlu adanya komunikasi antar anggota. “Acara ini memang acara yang penting buat kita ya, mengingat saat ini industri perasuransian di Indonesia mengalami tantangan yang luar biasa, dan kita tahu bahwa ada upaya melakukan penyehatan terhadap industri perasuransian,” ujar Yulius saat membuka kegiatan sharing session tersebut.

|Baca juga: Permodalan Asuransi: Likuiditas, Manajemen Risiko, dan Konsolidasi

Lebih lanjut, Yulius menceritakan saat bertemu dengan beberapa pemain asuransi, dia mendapat informasi bahwa beberapa negara juga tengah mengalami permasalahan yang sama, salah satunya yaitu Filipina. Sebelumnya Filipina memiliki kurang lebih 70 perusahaan asuransi, kemudian di sana mereka menjumpai permasalahan-permasalahan yang mengakibatkan perusahaan asuransi semakin berkurang dan menyisakan sekitar 50 perusahaan saat ini.

“Itu (permasalahan industri asuransi di Filipina) stated (dinyatakan) waktu ada salah satu pemain reasuransi mereka collapse,” jelas Yulius. Namun, Yulius melanjutkan, dia mendengar bahwa saat ini permasalahan yang terjadi pada industri perasuransian di Filipina sudah mulai mereda.

Selain itu, terdapat juga kasus-kasus yang terjadi di Australia. Menurut Yulius, di Australia pada  tahun 1980-an, industri asuransi di sana sempat mengalami hal yang sama dengan Indonesia, masyarakat berbondong-bondong memburu asuransi dengan harga yang murah. “Di sana (Australia) banting-bantingan harga, hingga kemudian sampai di titik tidak ada kapasitas, kekurangan,” sambung Yulius.

Melihat beredarnya informasi di media terkait permasalahan-permasahalan yang terjadi pada industri perasuransian di negara lain, Yulius merasa tenang, bahwa Indonesia tidak memiliki informasi kurang baik terkait hal yang serupa.

Selanjutnya, di akhir sesi sambutannya, Yulius membahas terkait regulasi yang tengah digodog OJK terkait permodalan pialang asuransi, dia mengatakan bahwa pialang asuransi perlu berdoa dan berharap yang terbaik. Namun sikap antisipasi dan waspada juga harus siap dihadapi jika suatu hal yang tidak diinginkan datang.

“Diskusi saat ini kita mau sampaikan beberapa hal yang berkembang, dan apa yang kemudian bisa kita lakukan bersama, kita bersama-sama bapak-ibu,” ujarnya. Namun demikian, Yulius menegaskan bahwa keberhasilan setiap perusahaan anggotanya, itu berada di tangan masing-masing, “protec your self at all times,” pungkas Yulius. 

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BCA Berkomitmen Dorong Perkembangan Sektor Industri Kreatif, UMKM, dan Pariwisata
Next Post Allstate Umumkan Estimasi Kerugian Bencana Bulan Mei, Tarif Asuransi akan Naik

Member Login

or