Media Asuransi, GLOBAL – Sebuah laporan terbaru mengungkapkan hanya 31 persen lansia di India yang memiliki asuransi kesehatan. Laporan tersebut menyoroti kerentanan tinggi yang dihadapi oleh kelompok usia ini.
Dilansir dari laman Asia Insurance, Jumat, 21 Juni 2024, laporan bertajuk ‘Penuaan di India: Menjelajahi Kesiapan & Tanggapan terhadap Tantangan Perawatan‘ menunjukkan 16 persen lansia yang telah mengajukan perlindungan asuransi kesehatan ditolak.
Terdapat perbedaan signifikan antara pria dan wanita dalam hal perlindungan asuransi, dengan 33 persen pria lansia memiliki asuransi dibandingkan dengan hanya 29 persen wanita lansia. Mayoritas lansia yang diasuransikan tinggal bersama anak-anak dan pasangan mereka (65 persen) atau hanya dengan anak-anak mereka (22 persen).
Meski tingkat literasi responden tinggi, mencapai 72 persen, namun dua pertiga dari mereka yang memiliki penghasilan hanya menghasilkan kurang dari Rs1 lakh per tahun. Selain itu, 26 persen tidak memiliki penghasilan sama sekali dan bergantung pada skema pemerintah.
|Baca juga: Ekuitas Maipark Ditarget Rp1 Triliun di 2026, Budi Herawan: Kami Butuh Dukungan
Lebih dari dua pertiga (68 persen) lansia yang diasuransikan dilindungi di bawah Program Ayushman Bharat (ABP) –Pradhan Mantri Jan Arogya Yojana (PMJAY), skema asuransi kesehatan yang didanai pemerintah terbesar di dunia. Sebanyak 36 persen lainnya memiliki asuransi kesehatan yang disponsori negara, sementara hanya tiga persen yang memiliki asuransi komersial.
Kurangnya kesadaran (32 persen), keterjangkauan (24 persen), dan anggapan tidak perlu (12 persen) menjadi alasan utama mengapa banyak lansia tidak memiliki asuransi kesehatan. Selain itu, sebagian besar lansia (55 persen) tidak mengetahui jumlah perlindungan asuransi mereka.
Dari yang mengetahui, 27 persen melaporkan perlindungan di atas Rs1 lakh, sementara 18 persen melaporkan perlindungan di bawah Rs1 lakh. Asuransi yang disponsori pemerintah terutama menutupi perawatan rumah sakit, sementara biaya rawat jalan dan pengobatan rutin harus ditanggung oleh keluarga.
Tantangan utama dalam mengklaim asuransi mencakup waktu pemrosesan yang lama (45 persen), pengurangan jumlah klaim (43 persen), dan penolakan klaim (40 persen). Sebanyak 25 persen responden juga melaporkan tidak memiliki akses ke fasilitas tanpa uang tunai, sehingga memerlukan penggantian biaya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News