Media Asuransi, JAKARTA – Cita-cita Indonesia menjadi negara maju secara perekonomian masih jauh dari target. Hal ini terlihat dari masih kecilnya rasio aset industri keuangan nasional dibandingkan produk domestik bruto (PDB).
Senior Executive VP Indonesia Financial Group (IFG) Progress Reza Yamora Siregar mengungkapkan, saat ini rasio aset industri keuangan terhadap PDB Indonesia baru mencapai 120%. Sementara untuk menjadi negara maju, rata-rata rasio perbandingannya diatas 400%.
Baca juga: Pemerintah Hapus Syarat PCR dan Antigen untuk Perjalanan
“Jika melihat target Pak Jokowi, Indonesia akan menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita US$ 25 ribu per tahun pada 2045, maka tidak akan berhasil jika tidak didukung dengan kekuatan sektor finansial yang besar. Kita hanya punya waktu sekitar 20 tahun untuk mencapainya, dan itu waktu yang tidak lama,” ungkap Reza, dalam acara Press Conference IFG International Conference 2022, Rabu (18/5).
Selain itu, untuk menjadi negara maju komposisi aset industri keuangan harus seimbang. Saat ini, industri keuangan dalam negeri masih didominasi oleh perbankan yang mencatatkan rasio aset terhadap PDB 59,5%. Sementara pasar modal rasionya sebesar 45,2%, sedangkan untuk asuransi dan dana pensiun nilainya masih kecil sekali yakni, masing-masing 8,5% dan 2,7% per 2022.
Baca juga: PasarPolis Bersama IKEA Indonesia Hadirkan Proteksi Furnitur
“Ke depan untuk mencapai rasio diatas 400% itu tidak hanya perbankan yang maju, tapi sektor lainnya seperti asuransi juga harus maju. Karena asuransi ini kan untuk memitigasi risiko, dan kita harus mempersiapkan diri untuk memasuki episode krisis keuangan, sehingga pasar keuangan harus besar dan seimbang,” jelasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut IFG ada 3 hal yang bisa dilakukan diantaranya, memperkuat literasi dan edukasi, memberikan masukan dan mendorong pembuat kebijakan untuk terus menyempurnakan aturan serta bekerja sama dengan semua stakeholder untuk menyelenggarakan edukasi dan literasi yang masif dan tepat. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News