1
1

Imbal Hasil Investasi Asuransi Umum Turun 2,3% di Kuartal I/2025, Ini Penyebabnya!

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melalui data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan imbal hasil investasi industri asuransi umum sebesar 2,3 persen pada kuartal I/2025 menjadi Rp1,85 triliun.

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang menjelaskan penurunan ini terjadi di tengah lonjakan cadangan premi dan peningkatan total investasi. Perlambatan itu tak lepas dari dinamika pasar yang masih penuh ketidakpastian.

|Baca juga: Adityo Kusumo Mundur dari Wijaya Karya (WIKA) Usai Diangkat Jadi Direksi MIND ID

|Baca juga: Mirae Asset Sekuritas Prediksi Harga Emas Bakal Menguat Lagi

“Ini kita cukup dalam posisi lebih aman untuk meneruskan investment policy yang ada di masing-masing perusahaan di dalam koridor yang ditetapkan oleh regulasi,” ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025.

Trinita menegaskan alokasi portofolio investasi di industri asuransi umum masih mengikuti aturan dari OJK. Menurutnya, industri asuransi memiliki komitmen untuk memenuhi kewajiban setelah menerima premi, termasuk potensi klaim yang bisa terjadi, sehingga alokasi investasi yang diperbolehkan pun diatur dalam regulasi OJK.

Ia menambahkan, meski hasil investasi menurun, namun total investasi secara umum justru meningkat 6,2 persen menjadi Rp123,38 miliar. Kinerja ini dinilai cukup stabil karena perusahaan asuransi tetap menjaga kehati-hatian di tengah volatilitas pasar modal.

|Baca juga: Yenny Siswanto Resmi Jadi Direktur Teknologi Informasi dan Digital Danamon (BDMN)

|Baca juga: Kursi Direktur Keuangan Wijaya Karya (WIKA) Kosong, Ada Apa?

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengingatkan pentingnya pengelolaan risiko likuiditas dalam menyusun strategi investasi jangka panjang. Ia mencontohkan instrumen seperti Surat Berharga Negara (SBN) umumnya memiliki jangka waktu panjang, yakni sekitar tiga hingga lima tahun.

“Tapi ini yang memang selalu saya sampaikan ke teman-teman di industri, harus berhati-hati karena kita di industri asuransi umum harus menjaga risiko likuiditas, risiko likuiditas di angka 150 persen,” ungkapnya.

Budi menjelaskan porsi investasi di SBN meningkat menjadi 38 persen, sementara deposito hanya 20 persen dan reksa dana berada di 17 persen. Hal ini mencerminkan tren pergeseran investasi ke instrumen jangka panjang, namun tetap perlu diawasi ketat.

|Baca juga: Penerapan Co-Payment Dinilai Positif Buat Masyarakat dan Industri Asuransi

|Baca juga: Cuan! Antam (ANTM) Tebar Dividen Rp3,6 Triliun, 100% dari Laba 2024

Meskipun hasil investasi menurun, Budi menjelaskan kinerja keuangan lainnya menunjukkan tren positif. Hasil underwriting tercatat naik 28,7 persen dan laba setelah pajak meningkat 36 persen pada kuartal I/2025.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Komentari Akuisisi Bank Victoria Syariah oleh BTN dan Rencana Merger Nobu dengan Bank MNC
Next Post Askrindo Beri Pelindungan 73 Lokasi Wisata Milik Perum Perhutani

Member Login

or