Media Asuransi, GLOBAL – Income Insurance telah meluncurkan paket asuransi kesehatan mental mandiri untuk menandai tonggak sejarah dalam industri asuransi Singapura.
Dilansir Insurance Business, paket yang dinamakan “SNACK Self Care Pack” ini tersedia melalui langganan bulanan di aplikasi seluler SNACK by Income dengan harga SG$9,90 dan menawarkan perlindungan tanpa batasan seperti rawat inap di rumah sakit atau kondisi pasca-rawat inap. Paket ini juga memberikan akses yang lebih baik kepada pelanggan untuk konsultasi psikiatri dan sesi psikoterapi.
Pengenalan ini mengikuti peluncuran Star Secure Pro dari Income Insurance, sebuah paket lain yang dirancang untuk memberikan perlindungan tambahan untuk lima kondisi kesehatan mental: gangguan depresi mayor, gangguan obsesif-kompulsif, skizofrenia, gangguan bipolar, dan sindrom Tourette.
|Baca juga: Biden: Perusahaan Asuransi di Amerika Wajib Tanggung Kesehatan Mental Masyarakat Amerika
Data terbaru dari Survei Kesehatan Penduduk Nasional oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam prevalensi kesehatan mental yang buruk, meningkat dari 13,4% pada tahun 2020 menjadi 17,0% pada tahun 2022. Namun, terdapat pergeseran positif karena lebih banyak orang di Singapura yang bersedia mencari bantuan dari tenaga kesehatan profesional pada tahun 2022 (56,6%) dibandingkan dengan tahun 2019 (47,8%).
Dikembangkan sebagai solusi pemulihan aktif dan pencegahan untuk meningkatkan kesehatan mental dan pengobatan dini yang cepat, pelanggan program ini bisa mendapatkan pertanggungan hingga SG$200 per bulan untuk konsultasi psikiatri dan hingga SG$500 per bulan untuk sesi psikoterapi.
Pelanggan yang mencari penggantian biaya untuk sesi psikoterapi akan memerlukan rekomendasi dari psikiater. Mereka yang memiliki kondisi mental yang sedang dalam perawatan psikiatri tidak memenuhi syarat untuk mengajukan klaim dalam waktu 12 bulan kecuali jika pertanggungan berkaitan dengan diagnosis yang berbeda.
Chief Digital Officer Income Insurance, Peter Tay, mengatakan bahwa meskipun ada kesadaran yang lebih besar dan peningkatan percakapan seputar masalah kesehatan mental saat ini, stigma, kesalahpahaman, dan hambatan keuangan dapat menghalangi individu untuk mendapatkan bantuan yang cepat dan tepat. Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Income Insurance tahun lalu terhadap 1.000 responden, dua alasan utama yang dikemukakan oleh responden yang enggan mencari bantuan profesional adalah biaya pengobatan dan ketidakpastian mengenai keseriusan kondisi yang dialami sehingga mereka tidak mau mencari bantuan profesional.
“Hal ini terjadi meskipun 70% dari responden memiliki pemahaman yang baik mengenai berbagai kondisi kesehatan mental,” katanya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News