1
1

Industri Asuransi Berevolusi Hadapi Ancaman Siber dan Bencana Iklim

Ilustrasi. Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Keprihatinan yang semakin meningkat terhadap insurabilitas risiko modern seperti ancaman siber dan bencana terkait iklim memicu industri asuransi tengah meningkatkan inisiatifnya. Hal itu seperti yang terungkap dalam Allianz Risk Barometer 2024 yang baru saja dirilis.

Dikutip dari laman Reinsurance News, Rabu, 24 Januari 2024, laporan tersebut menyoroti bahwa keamanan siber kini menjadi risiko global tertinggi, dengan serangan siber dan gangguan TI mencapai kerugian rekor pada 2023.

Hal yang sama berlaku untuk bencana alam dan cuaca ekstrem yang melonjak menjadi risiko utama ketiga secara global, menekankan dampak yang semakin meningkat dari perubahan iklim. Gangguan bisnis, seringkali dipicu oleh bencana siber atau alam, menduduki peringkat kedua dalam Risk Barometer tahun ini.

|Baca: Tersandung Kasus Bigmotor, CEO Sompo Holdings Mundur dari Jabatannya

Perusahaan asuransi kini tengah mengalokasikan investasi pada teknologi canggih dan kumpulan data yang lebih kaya untuk meningkatkan pemodelan dan penilaian risiko. Pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan dipergunakan untuk menganalisis sejumlah besar data, mengidentifikasi, dan memprediksi potensi ancaman siber.

Keahlian teknik, didukung oleh data, memungkinkan penilaian terhadap bahan berkelanjutan dan teknologi rendah karbon, mendorong pendekatan proaktif dalam memahami serta menilai risiko-risiko yang baru muncul.

Dalam mengakui sifat yang terus berkembang dari risiko-risiko tersebut, perusahaan asuransi terus berinovasi dengan menciptakan cara baru untuk mentransfer risiko di luar polis asuransi ganti rugi tradisional.

Industri ini tengah mengeksplorasi produk-produk yang menggabungkan elemen mitigasi risiko yang kokoh dengan cakupan asuransi. Asuransi parametrik, yang membayar sejumlah tetap berdasarkan pemicu yang telah ditentukan sebelumnya daripada besarnya kerugian, diantisipasi akan memainkan peran yang semakin besar dalam lanskap asuransi.

Asuransi tidak lagi hanya sekadar membayar klaim. Industri ini meluaskan perannya dengan memanfaatkan keahlian risiko untuk memajukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Perusahaan asuransi didorong mengambil peran konsultan risiko yang lebih mendalam, memberikan dukungan penyesuaian, mitigasi, dan langkah-langkah ketahanan pelanggan.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan tetapi juga meningkatkan ketahanan, mengurangi kerugian, dan memperluas kemampuan asuransi untuk kasus dan daerah yang lebih berisiko. Industri ini mendorong kemitraan kolaboratif untuk memajukan upaya kesiapsiagaan dan pencegahan terhadap risiko-risiko modern.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pertamina NRE Gandeng Hitachi Energy Kembangkan Sistem Ketenagalistrikan
Next Post POJK 23/2023 Terbit, Pefindo: Perkuat Kapasitas Perusahaan Menyerap Risiko!

Member Login

or