Media Asuransi, JAKARTA – Percepatan digitalisasi dalam industri asuransi di Indonesia, masih dinilai lambat. Hal itu disampaikan oleh Senior Research Associate Indonesia Financial Group (IFG), Ibrahim Kholilul Rohman, dalam Indonesia Financial Group International Conference 2023, yang membahas tentang “Preparing the New Eco-system for the insurance sector“.
Ibrahim mengatakan bahwa dampak dari digitalisasi sudah dapat diidentifikasikan dengan cepat melalui implementasi artificial intelligence (AI), tapi di Indonesia sendiri masih bisa dikatakan terlambat. “Kita sudah melihat dampak digitalisasi sudah diidentifikasi dengan cepat implementasi AI sudah menyebabkan 75% orang yakin orang yakin bahwa penggunaan dan dipercaya menjadi salah satu dari digitalisasi industri,” katanya.
|Baca juga: Fitch: Digitalisasi via Insurtech Bisa Tingkatkan Penetrasi Asuransi di Indonesia
Dia juga menegaskan bahwa industri asuransi harus mengambil langkah berani dengan berinvestasi lebih banyak untuk digitalisasi. “Perusahaan asuransi harus berinvestasi lebih banyak untuk digitalisasi agar dapat menurunkan biaya hingga 30%,” ujarnya.
Selain itu, implementasi di Indonesia sendiri menjadi lebih rumit, sedangkan digitalisasi dinilai dapat mengubah kompleksitas pada asuransi. “Adopsi teknologi dan asuransi masih terbatas untuk Indonesia sendiri,kita juga menemukan bahwa teknologi akan mengurangi kompleksitas pada asuransi,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News