1
1

Industri Asuransi RI Disebut Lemah, Proyek-proyek Besar Akhirnya ‘Terbang’ ke Luar Negeri

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono. | Foto: OJK

Media Asuransi, JAKARTA – Masih lemahnya kemampuan industri asuransi nasional dalam menangani risiko-risiko kompleks membuat sejumlah perusahaan enggan menggandeng pemain lokal. Kondisi itu patut dicermati dan dicarikan solusinya guna memaksimalkan pertumbuhan di masa mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono dalam Insurance Forum di Jakarta beberapa waktu lalu.

|Baca juga: Bos Danantara Sebut BRI (BBRI) Berperan Penting dalam Kehidupan Masyarakat

|Baca juga: MSIG Life Luncurkan Secure, Perlindungan Penyakit Kritis dengan Manfaat Pasti!

Menurut Ogi minimnya kepercayaan terhadap kapasitas asuransi dalam negeri paling terlihat di sektor teknologi. Dalam proyek-proyek yang melibatkan teknologi tinggi seperti satelit dan fiber optic, perusahaan pemilik proyek cenderung mencari perlindungan ke luar negeri.

“Untuk project kompleks yang membutuhkan kemampuan canggih di bidang teknologi, satelit, fiber optic, itu pembeli project itu tidak berani untuk membeli ke perusahaan asuransi di Indonesia,” ungkap Ogi, dalam acara Insurance Forum 2025, dikutip Jumat, 18 Juli 2025.

Ogi menilai agar industri asuransi dalam negeri bisa unjuk gigi dalam menjawab tantangan ini maka perlu langkah strategis yang konkret. Ia menekankan pentingnya kehadiran perusahaan lokal yang mampu menjamin risiko-risiko besar, sehingga kepercayaan pasar terhadap asuransi nasional meningkat.

|Baca juga: Permata Bank X Japan Airlines Travel Fair 2025 Kembali Hadir

|Baca juga: Inilah 21 Penyakit Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Dirinya menyebut ada dua opsi yang bisa ditempuh. Pertama, memperkuat kapasitas lokal meskipun prosesnya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Kedua, menjalin kerja sama dengan perusahaan global melalui skema joint venture. Pada konteks itu, ia menilai, opsi kedua merupakan langkah yang lebih cepat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Deretan Pemenang Market Leaders Pialang Asuransi 2025
Next Post RI Komitmen Beli 50 Pesawat dari AS, Pengamat Peringatkan Risiko Kerugian Besar Jika Tidak Pakai Asuransi Khusus

Member Login

or