1
1

Inver Re: Diperlukan Penyeimbangan Kembali Antara Bahaya dan Paparan dalam Reasuransi

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Inver Re baru-baru ini menyebutkan bahwa perubahan dalam paparan, jumlah bangunan dan nilai bangunan yang terkena bahaya badai, memperburuk dampak perubahan iklim terhadap kerugian akibat badai hingga lebih dari dua kali lipat.

Dilansir laman Reinsurance News, dalam laporan Unpicking North Atlantic Hurricane Risk, Inver Re juga menyoroti perlunya penyeimbangan kembali diskusi antara bahaya dan paparan dalam konteks reasuransi. Hal ini diperlukan, terlepas dari semua analisis yang telah dilakukan dan diarahkan pada pemodelan dampak perubahan tingkat keparahan badai dan pengakuan bahwa pemanasan global antropogenik telah meningkatkan tingkat keparahan badai Atlantik Utara.

Inver Re mengatakan perubahan bahaya akibat perubahan iklim hanyalah satu bagian dari gambaran tersebut. Perubahan dalam paparan berarti lebih banyak orang yang tinggal di komunitas pesisir di Amerika dibandingkan sebelumnya, dan inflasi menyebabkan biaya penggantian mencapai rekor tertinggi.

|Baca juga: Mahalnya Reasuransi dan Kurangnya Perlindungan Agregat, Jadi Risiko Bagi Asuransi Sektor P&C di Inggris

“Analisis Inver Re pada akhir musim badai tahun 2022 memperkirakan dampak paparan dapat memiliki akibat dua kali lipat dari dampak bahaya akibat perubahan iklim terhadap kerugian akibat badai antara saat ini dan tahun 2030. Hal ini mengasumsikan skenario terburuk yaitu pemanasan global sebesar dua derajat pada tahun 2022. Pada 2055 (RCP8.5), dalam skenario menengah (RCP4.5), dampak paparan bisa mencapai empat kali lipat,” kata laporan itu, dikutip Rabu, 27 September 2023.

Hal ini tidak berarti bahwa mitigasi dampak perubahan iklim yang berpotensi menimbulkan bencana dalam konteks yang lebih luas tidak terlalu penting. Namun khususnya dalam konteks risiko badai Atlantik Utara, perubahan paparan merupakan pendorong yang lebih signifikan terhadap peningkatan kerugian akibat peristiwa ini.

Para analis menjelaskan bahwa risiko badai dipecah menjadi tiga komponen: kerentanan, bahaya, dan paparan. Kerentanan lingkungan binaan sangatlah kompleks. Properti di AS sedang dibangun berdasarkan peraturan bangunan yang lebih baik, untuk memastikan lingkungan yang dibangun lebih tahan terhadap bahaya yang berulang.

Pada waktunya, perbaikan terhadap lingkungan binaan akan meniadakan pengaruh peraturan bangunan bersejarah. Selain itu, perubahan dalam peraturan bangunan dan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi iklim lainnya diharapkan dapat membantu mengurangi dampak risiko badai di masa depan.

Namun saat ini, para analis menyoroti, perubahan bahaya dan keterpaparan kemungkinan besar akan mempunyai dampak yang lebih besar terhadap risiko badai. Dalam badai, bahaya utama adalah: kecepatan angin, curah hujan, dan gelombang badai. Menurut laporan tersebut, penelitian menemukan bahwa kecepatan angin meningkat karena dampak perubahan iklim terhadap faktor kelautan seperti suhu permukaan laut (SPL).

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kontribusi Pendapatan Pajak Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi Capai 12,1%
Next Post AASI Jalin Kerja Sama dengan Asosiasi Takaful Malaysia

Member Login

or