1
1

Investor Melihat Kenaikan Suku Bunga Segera Berakhir, Apa Dampaknya?

Ilustrasi | Foto: Doc

Media Asuransi, GLOBAL – Analyst Morgan Stanley mencatat bahwa beberapa investor merasa reasuradur sekarang lebih terekspos oleh jangka waktu portofolio investasi mereka yang lebih pendek. Namun demikian, mereka percaya bahwa dampaknya akan marjinal. Sementara itu pendapatan investasi akan terus meningkat karena sebagian besar reasuradur masih menyaksikan peningkatan hasil investasi.

Morgan Stanley dalam sebuah laporan terbarunya mengatakan bahwa mengingat data ekonomi baru-baru ini dan komentar dari Federal Reserve, sejumlah investor merasa bahwa akhir dari kenaikan suku bunga sudah dekat.

|Baca juga: Harga Reasuransi Diperkirakan Netral di Renewal 2024 

Menurut analis Morgan Stanley, hal ini dapat berdampak pada imbal hasil aset-aset dengan jangka waktu yang lebih pendek. “Karena reasuransi bergerak lebih ke arah properti pada tahun 2023, beberapa reasuradur juga memperpendek jangka waktu aset investasi mereka,” jelas mereka.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa puncak suku bunga dapat menjadi hambatan bagi perusahaan reasuransi karena ekspektasi pendapatan di masa depan menurun. “Dari sudut pandang kami, potensi puncak suku bunga jangka pendek dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan pendapatan investasi, tetapi imbal hasil buku saat ini masih jauh di bawah suku bunga saat ini. Dengan demikian, kisah ekspansi EPS secara keseluruhan harus tetap utuh, dalam pandangan kami,” tuturnya.

Morgan Stanley mengamati bahwa sejak 2021, durasi portofolio investasi untuk Everest dan RenRe memendek sementara durasi untuk Arch meningkat. “Dalam kasus RenRe, penurunan durasi aset investasi yang lebih menonjol sebagian disebabkan oleh penahanan kas pada kuartal III/ 2023 untuk transaksi Validus,” kata analis perusahaan.

Menurut mereka, sebagai persentase dari total portofolio investasi, Arch dan Everest mengurangi eksposur pada portofolio jatuh tempo tetap jangka panjang dan meningkatkan aset berdurasi satu tahun atau kurang.

“Kedua perusahaan juga sedikit meningkatkan eksposur terhadap efek beragun aset. Meskipun durasinya lebih pendek, kami tidak melihat hal ini cukup signifikan untuk menjadi perhatian utama dalam tesis investasi 2024,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bitcoin Ditargetkan Sentuh Harga Rp743 Juta di Akhir Tahun 2023, Mungkinkah?
Next Post Penetrasi Asuransi Rendah Jadi Ancaman Besar Bagi Industri

Member Login

or