Media Asuransi, JAKARTA – Asuransi Jasindo yang tergabung di holding Indonesia Finance Group (IFG) siap membantu masyarakat untuk memitigasi risiko kebencanaan melalui skema asuransi. Hal ini dapat mendukung kesiapan Indonesia dalam menghadapi risiko kebencanaan dengan menjadi mitra terdepan yang berkontribusi dalam pemulihan pasca bencana. Terutama karena Indonesia berada di wiayah ring of fire Pasifik karena kondisi tersebut, manajemen risiko kebencanaan dan kesiapan terhadap terjadinya bencana alam menjadi sangat penting.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo), Diwe Novara, mengatakan bahwa salah satu cara manajemen risiko kebencanaan adalah melakukan risk transfer melalui skema asuransi. Industri asuransi dapat menyerap sebagian risiko finansial (financial risk) yang mungkin timbul akibat terjadinya bencana, yang tentunya sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas keuangan baik personal maupun industrial.
|Baca juga: Asuransi Jasindo Gandeng Lifepal untuk Tingkatkan Penetrasi ke Pasar
Asuransi Jasindo yang tergabung di holding Indonesia Finance Group (IFG) siap membantu pemerintah untuk memitigasi risiko kebencanaan melalui skema asuransi. Sehingga industri asuransi dapat mendukung kesiapan Indonesia dalam menghadapi risiko kebencanaan dengan menjadi mitra pemerintah dan menjadi lini terdepan yang berkontribusi dalam pemulihan pasca bencana.
Secara umum, produk asuransi gempa bumi dibeli oleh tertanggung bersamaan dengan produk asuransi kebakaran, sehingga tertanggung memiliki proteksi komprehensif atas aset property-nya dan merupakan jaminan perluasan yang memiliki jaminan bukan hanya untuk gempa bumi saja, melainkan juga jaminan untuk risiko letusan gunung berapi dan tsunami.
Selain itu, Asuransi Jasindo juga meng-cover akibat bencana banjir. Saat ini, kerugian yang terjadi akibat banjir atau badai hanya dapat di-cover oleh produk asuransi tertentu dengan mengambil perluasan untuk risiko banjir (extended cover).
Perluasan jaminan risiko banjir akan menjamin kerugian yang terjadi akibat banjir, angin topan dan atau badai, dan sama halnya dengan perluasan gempa bumi yang menjamin tidak hanya risiko gempa bumi, melainkan juga risiko letusan gunung berapi dan tsunami.
Sebagai contoh, untuk asuransi kebakaran atau asuransi kendaraan bermotor, tertanggung hanya akan mendapatkan proteksi atas risiko banjir untuk harta benda yang dipertanggungkan jika mengambil perluasan (extended cover) risiko banjir.
Asuransi Jasindo mencatat premi asuransi bencana sebesar Rp186.811.858.980,84 dengan klaim Rp678.906.314,78 sehingga loss ratio menjadi sebesar 0,36 persen pada 2021. “Kinerja produk asuransi gempa bumi secara umum tergolong sangat baik dengan rata-rata loss ratio selama 5 tahun sebesar 3,75 persen. Loss ratio tertinggi pada tahun 2019, saat terjadi gempa bumi yang mengguncang Lombok dan Ambon,” tutur Diwe.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News