Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi diminta bersiap menghadapi 2026 ketika kecerdasan buatan (AI) diperkirakan tidak lagi sekadar percobaan, tetapi menjadi pusat proses underwriting, klaim, dan administrasi polis. Perkiraan ini muncul di tengah tekanan industri akibat risiko iklim, ketidakpastian ekonomi, dan regulasi yang terus berubah.
Menurut para ahli dari SAS, setidaknya satu perusahaan Fortune 500 diprediksi mulai mengganti sistem administrasi polis tradisional dengan AI copilot seiring meningkatnya investasi pada generative AI. Survei SAS menunjukkan para eksekutif kini dua kali lebih percaya pada generative AI dibandingkan dengan machine learning.
Melansir Insurance Asia, Senin, 8 Desember 2025, automasi klaim berbasis AI juga diprediksi semakin cepat, terutama untuk klaim sederhana yang bisa diselesaikan hanya dalam hitungan menit. Namun SAS mengingatkan perlunya tata kelola AI yang kuat untuk mencegah bias dan risiko siber.
|Baca juga: Wajib Baca! Ternyata Ini 5 Kebiasaan WFH yang Buat Kamu Makin Boros
Pemodelan aktuaria dan pengambilan keputusan akan semakin mengandalkan AI untuk meningkatkan efisiensi, akurasi harga, dan membantu mengatasi kesenjangan perlindungan global yang mencapai 1,8 triliun dolar AS.
Di sisi lain, model underwriting diperkirakan bergerak dari sistem berbasis aturan menuju sistem yang terus belajar dari data nasabah, sehingga membutuhkan transparansi dan penjelasan yang jelas.
Tekanan perubahan iklim juga terus membebani kinerja underwriting dan dapat mendorong premi naik serta membuat perusahaan menarik diri dari segmen berisiko tinggi. SAS memperkirakan kesenjangan perlindungan global akan makin melebar akibat kondisi ini.
Industri juga diperkirakan lebih banyak menggunakan alat AI khusus, terutama untuk menghadapi penipuan yang makin canggih dengan dokumen dan identitas palsu berbasis AI. Penggunaan agen AI untuk mendukung investigasi dan efisiensi ditaksir makin meluas.
Pasar asuransi siber yang saat ini bernilai US$16,3 miliar juga diproyeksikan tumbuh lebih besar. Underwriting di lini ini akan semakin teknis, dengan perusahaan memilih klien yang memiliki kontrol keamanan siber yang kuat.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
