Media Asuransi, GLOBAL – Menyusul terungkapnya klaim asuransi terlarang oleh dealer mobil bekas dan jaringan reparasi Bigmotor yang sarat skandal, kasus-kasus tambahan pun bermunculan. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa masalah yang terjadi baru-baru ini mungkin hanya puncak gunung es dalam industri ini.
Dilansir laman Business Insurance, media Jepang, Mainichi Shimbun, menerima laporan pelapor dari sebuah dealer yang mengungkapkan klaim palsu yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dan G-after, sebuah dealer mobil bekas yang berbasis di Tokyo yang didirikan pada tahun 2007, sedang diawasi. Penjualan perusahaan telah melonjak selama beberapa tahun terakhir, menurut sebuah perusahaan riset kredit.
Seorang karyawan dari G-after menyampaikan keprihatinannya, dengan menunjukkan dokumen internal yang merinci dugaan tindakan terlarang perusahaan. Dokumen dari tahun fiskal 2022 mengungkapkan kesenjangan besar antara biaya perbaikan sebenarnya, sekitar JPY150.000 yen dan jumlah tagihan sekitar JPY480.000 yen yang dikirimkan ke perusahaan asuransi. Dealer mendapat untung dari selisihnya, dengan total sekitar JPY330.000 yen.
|Baca juga: Lebih dari 30% Klaim Asuransi Bigmotor Diduga Penipuan
Selain itu, terungkap bahwa perusahaan tersebut menipu perusahaan asuransi dan pelanggan dengan menyiratkan bahwa perbaikan dilakukan menggunakan suku cadang baru. Mobil yang tidak diperbaiki dengan benar menyebabkan penurunan nilai sehingga menimbulkan keluhan dari beberapa pelanggan.
Pasca skandal Bigmotor, berbagai perusahaan juga ikut terkena penipuan klaim asuransi. Nextage, pengecer mobil bekas besar di Nagoya, meminta karyawannya mengatur asuransi sukarela atas nama orang lain pada kendaraan tukar tambah.
Good Speed, dealer mobil bekas besar lainnya yang berbasis di Nagoya, mengungkapkan klaim asuransi yang tidak tepat dengan total sekitar JPY630.000 yen dari 1.051 klaim yang dibuat selama empat bulan.
Asosiasi Dealer Mobil Bekas Jepang, yang mencakup sekitar 10.000 dealer mobil bekas di seluruh Jepang, bermaksud untuk berkolaborasi dengan perusahaan asuransi untuk meningkatkan transparansi dalam sistem asuransi kendaraan dan mengatasi masalah ini.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News