1
1

Kenaikan Inflasi Akan Menggerus Margin Underwriting Asuransi Umum di APAC

Ilustrasi Industri Asuransi. | Foto: freepick

Media Asuransi, Hong Kong/Sydney  Fitch Ratings menilai tren kenaikan inflasi yang terus-menerus akan menekan margin underwriting asuransi non-jiwa di kawasan APAC.

Sementara itu, untuk asuransi jiwa justru akan mendapatkan manfaat dari suku bunga yang lebih tinggi karena aset mereka biasanya memiliki durasi yang lebih pendek daripada kewajiban mereka.

Melalui laporan terbarunya, Fitch memperkirakan posisi modal perusahaan asuransi akan terpengaruh dalam jangka pendek karena kerugian yang belum direalisasi kemungkinan akan mendominasi hasil investasi. Valuasi portofolio pendapatan tetap dan harga aset riil akan turun di tengah suku bunga yang lebih tinggi karena bank sentral memperketat kebijakan moneter untuk mengekang inflasi. Pada saat yang sama, yield berjalan yang lebih tinggi harus mendukung margin perusahaan asuransi.

|Baca juga: Efek Kenaikan BBM Bersubsidi, BI Diperkirakan Naikkan Suku Bunga Acuan Hingga 4,50%

Kami percaya skenario ekonomi inflasi satu digit menengah ke atas yang bertahan selama 2023 dan kenaikan suku bunga akan membebani pendapatan perusahaan asuransi dan penyangga modal, yang dapat mengakibatkan revisi memburuknya prospek sektor asuransi dari netral untuk banyak pasar APAC,” tulis Fitch.

Namun, prospek sektor Fitch untuk China dan Jepang -inflasi saat ini relatif tidak berbahaya dibandingkan pasar APAC lainnya- akan lebih tahan terhadap skenario yakni asumsi inflasi bertahan di sekitar level puncak 2022. Inflasi satu digit menengah hingga tinggi yang terus-menerus selama tahun 2023-2024, kemungkinan akan mengubah bagian penting dari ‘Prospek’ peringkat menjadi ‘Negatif’ dan dapat menyebabkan penurunan peringkat.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Astra Life Hadirkan Program Spesial bagi Nasabah Loyal di Hari Pelanggan Nasional
Next Post Rains Insurance Akuisisi Sunbelt Insurance

Member Login

or