1
1

Kerugian Asuransi Global Akibat Bencana Alam Meroket 68% di Semester I/2024

Bencana alam adalah satu dari sekian banyak risiko yang tidak terprediksi. | Foto: Allianz

Media Asuransi, GLOBAL – Sebuah laporan baru dari Munich Re mengungkapkan kerugian asuransi global akibat bencana alam pada semester I/2024 mencapai US$62 miliar. Angka itu 68 persen lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun sebesar US$37 miliar, dan sedikit lebih tinggi dari tahun lalu.

Laporan tersebut juga mencatat kerugian global pada semester I/2024 mencapai US$120 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan total semester I tahun sebelumnya sebesar US$140 miliar. Namun, perlu dicatat 2023 dipengaruhi oleh kerugian yang sangat tinggi akibat gempa bumi hebat di Turki dan Suriah.

“Dalam perbandingan jangka panjang, kerugian keseluruhan pada paruh pertama 2024 jelas melebihi nilai rata-rata untuk 10 tahun terakhir dan 30 tahun sebelumnya,” kata Munich Re, dikutip dari Reinsurance News, Kamis, 1 Agustus 2024.

|Baca juga: Inilah 73 Market Leaders Industri Perasuransian Nasional

|Baca juga: Generasi Milenial dan Gen Z Berpotensi Jadi Pencetak Cuan bagi Industri Asuransi

Menurut perusahaan, klaim untuk bencana nonpuncak, yang mencakup badai hebat, banjir, dan kebakaran hutan, tetap tinggi, dengan 68 persen dari total kerugian dan 76 persen dari kerugian yang diasuransikan disebabkan oleh bencana alam tersebut.

Sementara itu, di AS, badai hebat menjadi penyebab utama statistik kerugian pada semester I, dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) melaporkan 1.250 tornado dari Januari hingga Juni, jauh lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang 820 tornado.

Menurut Munich Re, berdasarkan data semester I, pada 2024 saat ini menjadi tahun keempat dengan kerugian badai hebat terbesar di AS sebesar US$45 miliar, di mana lebih dari US$34 miliar diasuransikan. Sebagai perbandingan, pada 2023, kerugian keseluruhan dari bencana ini untuk semester I sekitar US$52 miliar, termasuk kerugian yang diasuransikan US$40 miliar.

|Baca juga: Berikut 10 Pemenang Market Leaders Asuransi Syariah Umum dan Jiwa Indonesia 2024

|Baca juga: Menjadi Market Leaders Bukan Perkara Mudah saat Industri Perasuransian Dihujani Tantangan

Selain itu, laporan Munich Re mencatat dari Januari hingga Juni, suhu rata-rata global sekitar 1,5°C lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pra industri. “Meski komunitas ilmiah menekankan satu tahun dengan pemanasan global lebih dari 1,5°C tidak berarti gagal mencapai target iklim Paris, tren kenaikan suhu ini tidak menunjukkan tanda akan berhenti,” tutupnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PT Garuda Jasa Pratama Peringkat Naik 2 Tingkat
Next Post PT Jakarta Raya Pialang Reasuransi: Premi Tumbuh 305,8 Persen

Member Login

or