1
1

Kerugian Asuransi Global Tembus Rekor Tertinggi Sejak 2011, Ternyata Ini Penyebabnya!

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – Kerugian yang ditanggung industri asuransi global akibat bencana alam melonjak tajam pada paruh pertama 2025, mencapai angka tertinggi sejak 2011. Laporan terbaru dari Gallagher Re mencatat nilai kerugian asuransi global US$84 miliar pada semester I/2025, jauh di atas rata-rata 10 tahun terakhir yang hanya sebesar US$54 miliar.

Dilansir dari Insurance Asia, Kamis, 24 Juli 2025, mayoritas kerugian tersebut berasal dari dua peristiwa besar yang terjadi di Amerika Serikat, yaitu kebakaran hutan pada Januari senilai US$40 miliar dan badai konvektif parah sebesar US$32 miliar. Kedua peristiwa itu menyumbang 87 persen dari total kerugian asuransi global semester ini.

|Baca juga: Respons Putusan MK soal Pasal 251 KUHD, OJK Pantau Ketat Penyesuaian Polis Asuransi

|Baca juga: CUAP Bareng Prudential Meluncur, Tawarkan Penghasilan Tambahan bagi Gen Z hingga Ibu Rumah Tangga

Secara keseluruhan, terdapat 14 kejadian bencana dengan nilai kerugian asuransi masing-masing lebih dari US$1 miliar. Dari jumlah tersebut, 13 terjadi di Amerika Serikat dan hanya satu di kawasan Asia-Pasifik, menjadikan angka ini sebagai jumlah terendah untuk peristiwa miliaran dolar pada semester I sejak 2019.

Menariknya, meskipun kerugian yang ditanggung asuransi meningkat, namun total kerugian ekonomi global justru tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar US$151 miliar. Ini merupakan angka terendah sejak paruh pertama 2021, meski masih berada di atas rata-rata periode 2015–2024.

|Baca juga: 6 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat: Harus Dibenahi dari Jenis Penyakitnya!

|Baca juga: Kartu Kredit DBS Vantage Visa Infinite Resmi Diluncurkan, Layani 5 Dimensi Kekayaan!

Memasuki paruh kedua 2025, fokus kini mulai beralih ke musim badai Atlantik yang memasuki puncaknya. Dengan kondisi ENSO yang netral, Colorado State University bekerja sama dengan Gallagher Re memproyeksikan aktivitas badai yang mendekati rata-rata.

Laporan ini juga menandai 20 tahun peringatan musim badai Atlantik 2005, yang dikenal sebagai musim paling merusak dalam sejarah modern, dengan sorotan khusus pada dampak badai Katrina dan potensi kemiripan dengan kondisi iklim saat ini.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pendapatan Premi BNI Life Naik 15,67% per Juni 2025
Next Post Allianz Ajak Masyarakat Kenali Sifat Anak Lewat Tulisan

Member Login

or