Media Asuransi, GLOBAL – Actuaries Institute memperingatkan Pemerintah Australia masih jauh dari cukup dalam berinvestasi untuk menghadapi risiko perubahan iklim. Lembaga itu meminta strategi nasional yang terkoordinasi agar miliaran dolar bisa dialokasikan untuk melindungi masyarakat dan bisnis dari bencana alam yang makin sering terjadi.
Peringatan tersebut disampaikan dalam laporan November 2025 yang menyebut dampak ekonomi bencana alam bisa lebih dari dua kali lipat pada 2060. Saat ini, kerugian akibat bencana alam sudah mencapai 38 miliar dolar Australia per tahun dan diperkirakan melonjak menjadi 73 miliar dolar Australia pada 2060.
Actuaries Institute menilai ada banyak hambatan struktural, kelembagaan dan finansial yang membuat investasi adaptasi iklim belum bergerak optimal.
|Baca juga: Pemerintah Diminta Gunakan Dana On Call Rp4 Triliun di APBN 2025 untuk Bencana Sumatra
Karena itu, lembaga tersebut mendorong pemerintah mengambil langkah kebijakan di tiga area utama, yakni memperbaiki aturan cost-benefit agar nilai jangka panjang adaptasi lebih dihargai, membentuk kerangka investasi adaptasi nasional, serta mengembangkan sumber pendanaan baru dari pemerintah maupun sektor swasta.
Penulis laporan tersebut Ramona Meyricke dari Taylor Fry mengatakan biaya akibat risiko iklim sudah membebani aktivitas ekonomi dan mendorong kenaikan premi asuransi. “Kita tidak berinvestasi mendekati level yang dibutuhkan untuk menghadapi risiko iklim sebesar ini,” ujar Meyricke, dikutip dari Asia Insurance Review, Senin, 8 Desember 2025.
Meyricke menegaskan biaya tersebut tak bisa dihindari sepenuhnya, tetapi dapat ditekan dengan investasi adaptasi yang melindungi rumah, infrastruktur, dan aset lainnya. Ia mengatakan National Climate Risk Assessment dan National Adaptation Plan terbaru sudah menunjukkan jelas kebutuhan tersebut.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
