1
1

Kerusakan yang Dikover Asuransi di Jerman Tembus €4,9 Miliar di 2023

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – The General Association of the German Insurance Industry (GDV) melaporkan peristiwa cuaca ekstrem seperti banjir dan badai pada 2023 menyebabkan kerusakan total sebesar €4,9 miliar di negara tersebut.

Manajer Umum GDV Jörg Asmussen menyatakan kerusakan yang terkover oleh asuransi untuk rumah, barang rumah tangga, bisnis, dan kendaraan bermotor diperkirakan meningkat sebesar €900 juta menjadi €4,9 miliar pada 2023 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Sayangnya, angka ini cukup stabil pada tingkat yang tinggi, hampir sama dengan rata-rata jangka panjang sebesar €4,9 miliar,” ujarnya, dikutip dari laman Reinsurance News, Selasa, 2 Januari 2024.

|Baca: Pentingnya Punya Asuransi Gempa Bumi di Negara Rawan Bencana Alam

Menurut GDV, asuransi properti menanggung kerugian sebesar €3,6 miliar, dengan €2,7 miliar untuk kerusakan akibat badai dan hujan es, serta €900 juta untuk bencana alam lainnya seperti banjir karena hujan deras.

Asuransi kendaraan bermotor

Di sisi asuransi kendaraan bermotor, pada 2023 mengalami klaim di atas rata-rata dengan sekitar 465.000 klaim yang totalnya mencapai €1,3 miliar. Meninjau tahun tersebut, tidak ada kerusakan besar yang disebabkan oleh badai musim dingin dan gugur, tetapi situasinya berbeda pada musim panas.

Pada Agustus menyaksikan badai parah yang mengakibatkan kerugian yang diasuransikan sebesar €1,5 miliar, hampir sepertiga dari total kerugian. Kerusakan ini memengaruhi asuransi properti sekitar €950 juta dan asuransi kendaraan bermotor sekitar €550 juta.

GDV mencatat bahwa badai Kay dan Lambert sudah menyebabkan kerugian signifikan sebesar €740 juta pada Juni. Dari jumlah tersebut, €390 juta digunakan untuk asuransi properti dan sisanya, €350 juta, dialokasikan untuk asuransi kendaraan bermotor.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa dengan asuransi risiko alam, pemilik properti dapat mengasuransikan diri mereka terhadap bencana alam lainnya, seperti banjir karena hujan deras.

“Sebagian besar pemilik properti tidak menyadari risiko bencana alam yang dapat mengancam rumah mereka. Mereka seringkali mengabaikan perlindungan penting ini, meskipun opsi asuransi yang memadai tersedia,” kata Asmussen.

Namun, GDV memperingatkan bahwa perlindungan asuransi semacam ini dapat menjadi lebih mahal di masa depan karena dampak perubahan iklim dan kurangnya adaptasi.

“Banyak pembangunan dan perencanaan dilakukan seolah-olah perubahan iklim dan konsekuensinya tidak relevan. Oleh karena itu, perlu ada adaptasi terhadap perubahan iklim yang diakui dalam regulasi pembangunan, serta pengurangan penyegelan permukaan dan pembatasan pembangunan di daerah rawan banjir,” pungkas Asmussen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PP Properti (PPRO) Serah Terima Proyek Landed House di Cibubur
Next Post Bank Muamalat Berikan Beasiswa kepada 600 Mahasiswa

Member Login

or