1
1

Kian Berani, Reasuransi Global Tingkatan Eksposur Bencana Alam hingga 14%!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan reasuransi global semakin berani mengambil risiko bencana alam karena peningkatan harga, permintaan yang naik, dan syarat yang lebih menguntungkan.

Dilansir dari Insurance Asia, Kamis, 5 September 2024, menurut laporan S&P Global Ratings, pada 2023 sebanyak 19 perusahaan reasuransi terbesar di dunia mencatat kenaikan rata-rata 14 persen dalam eksposur terhadap risiko ini, memanfaatkan peluang dari kondisi pasar yang semakin menguat.

Meski biaya bencana alam terus meningkat, namun strategi perusahaan reasuransi bervariasi. Beberapa memilih meningkatkan eksposur, sementara sebagian kecil lainnya justru menguranginya, tergantung pada frekuensi kejadian bencana berskala menengah seperti badai di Amerika Serikat (AS).

Pada 2023, kerugian yang diasuransikan secara global akibat bencana alam mencapai US$108 miliar, melampaui rata-rata industri. Meski demikian, perusahaan reasuransi terbesar tetap mampu mengelola kerugian ini dengan baik, berkat pendekatan hati-hati mereka dalam manajemen risiko.

|Baca juga: Hati-Hati Penipuan Investasi Mengatasnamakan Ashmore Asset Management

|Baca juga: Berkat Kinerja Terbaik, BRI Insurance Kembali Raih Penghargaan

Pendekatan selektif ini diperkirakan terus berlanjut, dengan perusahaan reasuransi cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil eksposur terhadap kejadian bencana dengan frekuensi tinggi. Mereka berusaha menjaga keseimbangan antara risiko dan keuntungan.

Kesehatan permodalan perusahaan reasuransi tetap kuat, didukung oleh margin underwriting yang membaik dan hasil investasi yang baik. S&P Global Ratings memperkirakan sektor ini dapat menahan kerugian besar tanpa menguras modal secara signifikan.

Pada 2024, kerugian bencana yang diasuransikan diperkirakan tetap tinggi, namun 19 perusahaan reasuransi terbesar telah meningkatkan anggaran mereka untuk mengantisipasi hal ini, menunjukkan kesiapan mereka untuk menghadapi biaya yang semakin meningkat.

Meski kondisi pasar masih menguntungkan, namun perusahaan reasuransi tetap berhati-hati untuk memperluas eksposur mereka. Biaya retroseksi yang tinggi membuat beberapa perusahaan mengurangi penggunaan mekanisme transfer risiko ini, sehingga mereka mungkin harus menanggung risiko yang lebih besar jika biaya tetap tinggi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch: Reasuradur Global Tetap Waspada terhadap Paparan Risiko Sekunder
Next Post Industri Asuransi Global Diramal Merugi hingga US$151 Miliar/Tahun

Member Login

or