Media Asuransi, GLOBAL – Reasuransi global diperkirakan tetap mencatatkan keuntungan yang tinggi pada 2025. Hal itu diyakini terjadi meskipun terjadi penurunan harga yang disesuaikan dengan risiko di sebagian besar lini bisnis selama pembaruan kontrak 1 Januari.
Hal tersebut disampaikan oleh Fitch Ratings dalam laporan terbarunya. Penurunan harga mencerminkan ketersediaan modal yang melimpah dan siklus reasuransi yang melemah. Fitch menyebutkan kondisi pasar tetap mendukung untuk menghasilkan laba solid, dengan rasio gabungan diproyeksikan berada di sekitar 90 persen.
|Baca juga: Digugat PKPU, Ini Penjelasan Manajemen Bukalapak (BUKA)
|Baca juga: Anak Usaha TOWR, iForte, Akuisisi 40% Saham Remala Abadi (DATA)
Sementara itu, imbal hasil ekuitas (return on equity) diperkirakan sedikit turun menjadi 17 persen dibandingkan dengan 19 persen pada 2024. “Reasuransi tetap berada di jalur yang stabil berkat cadangan modal yang kuat dan profitabilitas tinggi dalam dua tahun terakhir,” kata Fitch, dikutip dari Insurance Asia, 22 Januari 2025.
Fitch mempertahankan pandangan netral terhadap sektor ini karena reasuradur memasuki 2025 dengan modal yang kokoh dan kecukupan cadangan. Selain itu, peningkatan modal juga didukung oleh kontribusi dari reasuransi tradisional dan investor institusi yang tertarik pada imbal hasil underwriting yang kuat.
Meskipun harga premi lebih rendah, namun pendapatan premi diperkirakan meningkat pada 2025 seiring dengan tingginya volume bisnis. Namun, kerugian akibat bencana alam pada 2024 mencapai US$140 miliar, menjadi tahun kelima berturut-turut dengan kerugian yang diasuransikan melebihi US$100 miliar.
“Kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh badai dan cuaca ekstrem, dengan masing-masing menyumbang US$50 miliar,” tulis Fitch.
|Baca juga: Lazada dan Peak3 Kolaborasi Dorong Inklusi Asuransi di Asia Tenggara
|Baca juga: Jasindo Tingkatkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Melalui Pengendalian Gratifikasi
Dalam pasar reasuransi properti, harga untuk akun tanpa klaim turun lima persen hingga 15 persen, sementara wilayah yang terdampak kerugian mengalami kenaikan harga hingga 20 persen. Di sisi lain, harga di reasuransi spesial tetap stabil atau sedikit turun, sedangkan tarif reasuransi kasualitas AS mengalami kenaikan tergantung pengalaman klaim dan portofolio.
Kapitalisasi sektor reasuransi telah tumbuh lebih dari 20 persen sejak level terendah pada 2022, didukung oleh peningkatan pendapatan dan nilai aset yang lebih tinggi. Kapasitas reasuransi alternatif juga berkembang pesat, terutama pada risiko properti dan obligasi bencana siber.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News