1
1

Klaim Asuransi Kesehatan Melonjak, Bos Lifepal: Akses Terlalu Mudah Diberikan Tanpa Sistem Kontrol

Co Founder Lifepal Benny Fajarai. Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Lifepal, marketplace asuransi Indonesia, menggelar seminar asuransi pertamanya untuk membahas tantangan nyata yang dihadapi banyak perusahaan saat ini, yakni lonjakan premi asuransi kesehatan karyawan. Seminar ini menjadi bentuk komitmen Lifepal dalam mendukung keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan karyawan di Indonesia.

Berdasarkan laporan Health Trends 2025 dari Mercer Marsh Benefit, inflasi biaya medis di Indonesia diproyeksikan meningkat dari 17,9 persen pada 2024 menjadi 19 persen di 2025. Kenaikan ini diperkirakan menyebabkan lonjakan biaya klaim asuransi kesehatan sekaligus memicu penyesuaian premi oleh perusahaan asuransi.

|Baca juga: Jenius Luncurkan Kartu Kredit yang Bisa Dipakai Bareng-bareng!

Selain itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Cipto Hartono mengonfirmasi sebagian besar anggota asosiasinya telah menaikkan premi sejak 2024 dengan besaran yang bervariasi, tergantung pada portofolio dan riwayat klaim masing-masing perusahaan.

Ia menyebutkan tren ini diprediksi terus berlanjut seiring tingginya inflasi medis, sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah meningkatnya beban klaim.

Co Founder Lifepal Benny Fajarai menjelaskan adanya tantangan lain yang dihadapi perusahaan selain faktor inflasi medis. Ia menyebutkan masalah utama yang sering juga luput ialah overutilisation atau penggunaan manfaat kesehatan yang tidak terkendali.

“Banyak perusahaan memberikan akses terlalu mudah tanpa sistem kontrol, sehingga klaim melonjak tajam. Di sini pentingnya strategi pengendalian biaya yang efektif, namun tetap mempertahankan tingkat kepuasan karyawan,” ujar Benny, dalam Seminar Asuransi Tren dan Inovasi Pengendalian Biaya Kesehatan di Perusahaan, Kamis, 8 Mei 2025.

|Baca juga: Rivan A Purwantono Jadi Dirut Jasa Marga 

|Baca juga: Allianz Utama Catatkan Laba Bersih Rp27,7 Miliar di 2024

Untuk menjawab tantangan tersebut, Lifepal menghadirkan enam pembicara ahli lintas sektor yang membedah penyebab utama lonjakan biaya kesehatan serta memberikan strategi konkret yang dapat diterapkan oleh perusahaan tanpa mengorbankan kepuasan karyawan.

“Perusahaan yang mengabaikan strategi pengendalian biaya kesehatan berisiko menghadapi defisit anggaran, meningkatnya keluhan karyawan, hingga penurunan retensi SDM. Gathering ini akan membekali para pemimpin perusahaan dengan solusi nyata,” tutur Benny.

Melalui forum ini, Lifepal mempertegas perannya sebagai konsultan independen yang membantu perusahaan mendesain program manfaat kesehatan secara cerdas, efektif, dan berkelanjutan.

|Baca juga: KPK Limpahkan Berkas Perkara Kasus Investasi Fiktif Taspen ke Jaksa Penuntut Umum

|Baca juga: 18 Calon Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lolos Seleksi Tahap I, Termasuk Dirut Jasindo

“Kami percaya dengan pendekatan tepat, setiap masalah, mau itu pandemi, naik turunnya ekonomi, atau saat ini inflasi biaya medis, itu tetap bisa kita ubah bersama-sama menjadi peluang untuk membangun program employee benefits yang terbaik,” tutup Benny.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jenius Luncurkan Kartu Kredit yang Bisa Dipakai Bareng-bareng!
Next Post Telkom Tawarkan Solusi AI untuk Dukung Digitalisasi Layanan Publik

Member Login

or