1
1

Kolaborasi dan Inovasi, Kunci Transformasi Digital Bidang Kesehatan

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti. | Foto: BPJS Kesehatan

Media Asuransi, JAKARTA – Kolaborasi dengan seluruh anggota International Social Security Association (ISSA) menjadi penting untuk mendorong inovasi di bidang kesehatan. Inovasi ini, dapat berdampak besar terhadap sistem jaminan kesehatan yang dijalankan.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, dalam 18th ISSA Forum for Technical Commissions: Technical workshop of the Collaborative Innovation Hub project on the Internet of Medical Things di Jenewa, Swiss, Selasa, 25 Juni 2024.

Ghufron menaruh perhatian khusus pada transformasi pelayanan kesehatan melalui digitalisasi, khususnya Internet of Things (IoT). Dia meyakini bahwa pemanfaatan IoT memiliki potensi besar untuk menghadirkan sistem kesehatan yang mudah diakses dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan.

|Baca juga: BPJS Kesehatan-BSSN Jalin Kerja Sama Perkuat Sistem Keamanan Siber

“Terdapat faktor-faktor penentu dalam melakukan transformasi kesehatan digital, sesuai dengan strategi global WHO untuk kesehatan digital tahun 2020-2025. Faktor-faktor tersebut meliputi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi dan komunikasi, serta membuka akses bagi masyarakat untuk mengakses kebutuhan mereka dengan memanfaatkan internet,” kata Ghufron dalam keterangan resmi, Rabu, 26 Juni 2024.

Ghufron optimistis, transformasi digital khususnya pemanfaatan IoT, dapat membawa perubahan besar dalam pelayanan kesehatan. Penerapan IoT di sektor kesehatan, menurutnya, dapat memberikan berbagai manfaat signifikan, seperti seperti peningkatan efisiensi layanan, pengawasan kesehatan yang lebih baik, dan kemudahan akses bagi masyarakat. “Teknologi IoT juga memungkinkan kita untuk memonitor kondisi kesehatan pasien secara real-time dan memberikan intervensi medis yang lebih cepat dan tepat,” ujarnya.

“Kerja sama antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan perusahaan teknologi sangat penting untuk mewujudkan ekosistem kesehatan digital yang terpadu dan berkelanjutan,” katanya.

Langkah BPJS Kesehatan dalam memanfaatkan teknologi digital dan IoT diharapkan dapat menjadi pendorong transformasi di sektor kesehatan Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui layanan kesehatan yang lebih baik dan mudah diakses.

“Harapannya, pertemuan ini dapat menghadirkan beragam inovasi lainnya yang bisa diadopsi oleh berbagai pihak dalam menyusun strategi pengembangan dalam implementasi digitalisasi layanan di bidang kesehatan,” tutur Ghufron.

ISSA adalah asosiasi lembaga jaminan sosial yang didirikan 1927 di bawah naungan Organisasi Perburuhan Internasional. Saat ini ISSA memiliki lebih dari 320 lembaga anggota dari lebih dari 160 negara.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Meluncurkan Layanan Perizinan BPR dan BPRS Terintegrasi Melalui Aplikasi SPRINT
Next Post Kredivo Berencana Rambah Bisnis ke Thailand dan Filipina, Kapan?

Member Login

or