Media Asuransi, GLOBAL – Sun Life Financial mencatat penurunan laba bersih sebesar 75 persen menjadi US$11 juta pada kuartal IV/2024 yang disebabkan beban penurunan nilai di bisnisnya di Vietnam. Meski demikian, dampak negatif ini sebagian tertutupi oleh efek suku bunga yang menguntungkan serta peningkatan pendapatan dasar.
Unit bisnis Sun Life di Asia melaporkan pendapatan dasar sebesar US$175 juta, naik 22 persen secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan manajemen kekayaan dan aset, pengalaman perlindungan yang lebih baik, serta kontribusi lebih kuat dari perusahaan patungan.
Pendapatan dari manajemen kekayaan dan aset meningkat US$9 juta berkat pertumbuhan aset yang dikelola, sementara pendapatan dari perlindungan individu naik US$41 juta. Namun, pengeluaran kantor regional dan biaya lainnya menyebabkan kenaikan rugi bersih sebesar US$18 juta akibat peningkatan investasi dan kompensasi insentif.
|Baca juga: BCA (BBCA) Bakal Gelar RUPS Tahunan di Maret 2025, Jahja Setiaatmadja Jadi Presiden Komisaris!
|Baca juga: Profil Indra Widjaja, Petinggi Sinarmas yang Terseret Pusaran Korupsi Taspen
Presiden dan CEO Sun Life Kevin Strain mengatakan bisnis di Asia tetap menunjukkan pertumbuhan yang kuat meskipun ada tantangan pasar. “Laba bersih kami dipengaruhi oleh kondisi pasar dan penurunan nilai di bisnis Vietnam,” ujarnya, dikutip dari Insurance Asia, Senin, 17 Februari 2025.
Penjualan individu Sun Life tercatat mencapai US$601 juta, tumbuh 12 persen secara tahunan. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penjualan di segmen internasional, serta pertumbuhan bancassurance dan kanal direct-to-consumer di India. Hong Kong juga mencatat peningkatan penjualan melalui agen dan bancassurance.
Sementara itu, margin layanan kontrak bisnis baru turun dari US$223 juta pada kuartal IV/2023 menjadi US$201 juta pada kuartal IV/2024. Penurunan ini disebabkan oleh perubahan dalam portofolio bisnis.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News