Media Asuransi, JAKARTA – Lini usaha asuransi dan pembiayaan masih menjadi kontributor utama pencapaian kinerja cemerlang Indonesia Financial Group (IFG) pada semester I/2021.
IFG merupakan BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan yang sebelumnya bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI).
IFG saat ini beranggotakan sepuluh anak perusahaan, yang terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama, PT Bahana Kapital Investa dan PT Asuransi Jiwa IFG.
Di semester pertama 2021, IFG berhasil membukukan laba tahun berjalan konsolidasi sebesar Rp1,8 triliun atau setara dengan 180% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) semester I/ 2021 sebesar Rp1 triliun. Secara year on year (yoy) laba perusahaan dibanding semester 1/2020 mengalami peningkatan sebesar 178%.
|Baca juga: IFG Jalin Kerja Sama dengan Kejagung
Pencapaian laba ini sebagian besar dikontribusikan dari pertumbuhan laba anak perusahaan asuransi dan penjaminan dengan rata-rata kenaikan mencapai 55%.
“Pencapaian ini menjadi bukti signifikan kekuatan hasil kolaborasi dan komitmen bersama antara holding dan anak perusahaan sehingga kami masih bisa bertumbuh meski di tengah pandemi. Kami meyakini upaya improvement secara terus menerus pada aspek tata kelola perusahaan, bisnis dan keuangan dapat meningkatkan kinerja kami di sepanjang tahun 2021,” ujar Direktur Keuangan dan Umum IFG, Rizal Ariansyah.
Selain laba, nilai ekuitas IFG juga melampaui target yakni senilai Rp43,13 triliun atau 2% lebih tinggi dari target di RKAP Semester I/2021 yang sebesar Rp42,17 triliun.
Pencapaian atas kinerja keuangan IFG sampai dengan Juni 2021 juga dapat dilihat dari beberapa indikator rasio keuangan, dimana IFG mencatatkan EBITDA sebesar Rp2,07 triliun per Juni 2021 atau 24% lebih tinggi dari target RKAP Semester I/2021 yang sebesar Rp1,67 triliun. Hal ini juga meningkat signifikan jika dibanding EBITDA pada semester I/2020 sebesar Rp931,05 miliar.
|Baca juga: JMI-IFG Kolaborasi Bantu Anak Nelayan Pulau Tunda
Sementara itu, rasio likuiditas perusahaan (rasio lancar) per Juni 2021 berada dalam keadaan sehat yakni sebesar 1,76 kali atau 27% lebih baik dari target RKAP Semester I/2021 yang sebesar 1,38 kali.
Rizal menegaskan kinerja positif di semester I ini menunjukkan keberhasilan peran dan fungsi strategis IFG dalam memperkuat daya saing anak perusahaan di sektor asuransi, penjaminan, capital market dan investasi.
Sejak terbentuknya IFG di tahun 2020 lalu, lanjut dia, manajemen berkomitmen untuk terus melakukan transformasi dari sisi tata kelola, proses bisnis, sumber daya manusia hingga inovasi dan pengembangan teknologi informasi, dalam rangka mendorong terciptanya bisnis model yang akuntabel, prudent, dan transparan serta terus mendorong terciptanya kolaborasi yang saling menguntungkan antar sesama anak Perusahaan ataupun dengan BUMN lainnya.
PMN Rp20 Triliun
IFG saat ini juga sedang menunggu pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp20 triliun untuk penguatan modal PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) yang akan bergerak di bidang asuransi jiwa. IFG Life nantinya akan menerima migrasi polis-polis sehat dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan Jiwasraya sehingga para pemegang polis akan mendapatkan kepastian hukum.
Dengan adanya PMN tersebut di atas, maka dalam waktu dekat kapasitas permodalan IFG akan meningkat signifikan dan IFG sudah dapat melengkapi lini bisnisnya di bidang asuransi dengan bertambahnya lini bisnis asuransi jiwa.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News