Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi Korea Selatan (Korsel) melihat hasil bisnis mereka dari operasi di luar negeri meningkat secara substansial pada tahun 2022, berkat pertumbuhan pendapatan premi. Meskipun hasil bisnis bervariasi dari satu negara ke negara lain, operasi di Asia menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Laba bersih agregat mereka melonjak 34,9% dari tahun ke tahun menjadi US$123 juta. Operasi bisnis asuransi melaporkan laba bersih sebesar US$112 juta, naik 23,4% dari tahun sebelumnya. Operasi investasi keuangan dan lainnya melaporkan laba bersih sebesar US$10,7 juta, demikian dilansir dari laman Asia Insurance Review.
|Baca juga: Perusahaan Asuransi Utama Korea Selatan Memangkas Retensi dalam Asuransi Komersial
Perusahaan asuransi jiwa melaporkan hasil bisnis yang solid, pulih dari kemunduran yang disebabkan oleh Covid-19 dalam kegiatan pemasaran tatap muka. Peningkatan laba bersih juga didorong oleh operasi non-asuransi mereka, seperti bisnis penyewaan real estate. Perusahaan asuransi non-jiwa juga mengalami peningkatan laba, didukung oleh pertumbuhan bisnis di pasar negara berkembang di Asia.
Total aset yang dimiliki oleh operasi bisnis luar negeri perusahaan asuransi Korea turun 3,5% menjadi US$6,33 miliar tahun ke tahun pada akhir Desember 2022. Kewajiban mereka juga turun 4,5% menjadi US$3,78 miliar, dan total ekuitas pemegang saham mencapai US$2,55 miliar, turun 1,9% dari tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh dikeluarkannya Samsung Property & Casualty Insurance Company (China) Ltd, anak perusahaan Samsung Fire & Marine Insurance (SFMI), dari perhitungan total aset dan kewajiban oleh Financial Supervisory Service (FSS) setelah dikonversi menjadi perusahaan patungan antara perusahaan asuransi tersebut dan perusahaan teknologi China, Tencent. Kepemilikan SFMI di entitas China turun menjadi 37%, menyebabkan entitas tersebut diklasifikasikan sebagai afiliasi dan bukan anak perusahaan.
Pada akhir tahun 2022, 11 perusahaan asuransi Korea (empat perusahaan asuransi jiwa dan tujuh perusahaan asuransi non-jiwa) memiliki total 39 operasi di luar negeri, meningkat dari 35 pada tahun 2020, menurut FSS.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News