Media Asuransi, GLOBAL – Firma hukum internasional Clyde & Co yang berspesialisasi dalam asuransi, perdagangan, dan penerbangan, melaporkan sebanyak 67 persen pemimpin yang disurvei menemukan lanskap risiko jauh lebih kompleks dibandingkan dengan tiga tahun lalu selama krisis covid-19.
Hasil survei ini menunjukkan bahwa tantangan regulasi global yang rumit dan sering kali kontradiktif menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan perusahaan.
Partner Clyde & Co Eva-Maria Barbosa menyatakan organisasi kini harus menghadapi risiko yang sebelumnya tidak pernah ada dalam radar mereka. Adapun lingkungan ekonomi yang tidak terduga dengan siklus yang lebih pendek dan lebih bergejolak didorong oleh ketegangan geopolitik yang meningkat.
“Sebagai tanggapan, kami melihat proliferasi sanksi dan beban regulasi yang lebih besar yang sekarang harus dinavigasi oleh organisasi,” jelasnya, dikutip dari laman Reinsurance News, Kamis, 20 Juni 2024.
|Baca juga: Grup MNC Incar Pendapatan Rp500 Miliar dari Siaran Musim EURO 2024
Barbosa menambahkan dampak kecerdasan buatan (AI) yang semakin besar menambah jumlah risiko yang dapat dirasakan oleh bisnis apapun. “Dengan semua ini untuk dihadapi, perencanaan yang efektif dan prioritas risiko menjadi sangat penting dengan semakin banyak perusahaan yang memahami pentingnya pemantauan berkelanjutan,” ucapnya.
Menurut Corporate Risk Radar Tahunan Clyde & Co, kombinasi volatilitas ekonomi, pergolakan geopolitik, dan kekuatan disruptif AI telah mendorong tingkat ancaman perusahaan ke titik tertinggi dalam 12 tahun. Survei ini, yang dilakukan bersama konsultan riset Winmark Global, melibatkan pengambil keputusan C-suite, tim hukum internal, dan General Counsel.
Survei ini menemukan ancaman yang meningkat di berbagai bidang menciptakan polycrisis risiko, secara signifikan memengaruhi pengambilan keputusan perusahaan dan menghabiskan hingga lima persen dari pendapatan perusahaan. Lebih dari seperempat responden menunjukkan persepsi risiko menghambat pengambilan keputusan yang berani.
Risiko ekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan volatilitas mata uang tetap menjadi ancaman utama menurut para pemimpin bisnis. Tantangan SDM, termasuk menarik dan mempertahankan bakat, peningkatan keterampilan, manajemen, dan perencanaan suksesi, juga menjadi perhatian utama.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News