1
1

Laporan Allianz Commercial: Geopolitik dan Ancaman Siber Meningkatkan Risiko Bagi Direksi dan Eksekutif Perusahaan

Ilustrasi. | Foto: Allianzcommercial/janews/shutterstock

Media Asuransi, JAKARTA – Laporan terbaru Allianz Commercial tentang asuransi Directors and Officers (D&O), menyebutkan bahwa direksi dan eksekutif perusahaan dapat dituntut pertanggung jawaban atas kesalahan penilaian dampak perkembangan geopolitik terhadap operasional perusahaan, atau kegagalan dalam menyesuaikan diri secara memadai dengan persyaratan hukum atau regulasi di berbagai negara.

Tanggung jawab hukum bagi direksi dan eksekutif perusahaan ini dapat timbul dari gugatan pemegang saham atau sanksi regulasi yang ditujukan terhadap entitas perusahaan maupun individu pengambil keputusan.

Pada saat yang sama, risiko tanggung jawab siber bagi direksi dan eksekutif (D&O) telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya ekspektasi terhadap pengawasan tingkat dewan direksi terhadap keamanan siber dan tren menuju lebih banyak gugatan hukum dan tindakan regulasi.

|Baca juga: Riset Delinea: Identity Security Jadi Syarat Utama Cakupan Asuransi Siber

Paparan risiko bagi D&O umumnya timbul dari kewajiban mereka untuk mengawasi postur keamanan siber organisasi. Gugatan terhadap direksi dipicu oleh berbagai peristiwa, termasuk pelanggaran data, serangan ransomware, dan bahkan gangguan teknis.

Ransomware menyumbang sekitar 60 persen dari nilai klaim asuransi siber besar (di atas €1 juta), seperti yang dilaporkan oleh Allianz Commercial selama enam bulan pertama tahun 2025, dalam laporan tahunan Cyber Security Resilience Outlook.

Jika insiden siber menyebabkan kerugian finansial, direksi dapat menghadapi gugatan hukum dari pemegang saham, pelanggan, atau pemasok jika dewan direksi dianggap gagal menerapkan kontrol risiko yang memadai atau perencanaan kelangsungan bisnis.

“Tanggung jawab direksi dan eksekutif terus berkembang dengan cepat, didorong oleh lingkungan regulasi dan litigasi yang terus berubah, lanskap risiko yang semakin kompleks, serta outlook geopolitik dan ekonomi yang tidak pasti,” jelas Kepala Global Lini Keuangan dan Siber di Allianz Commercial, Jarrod Schlesinger, dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

|Baca juga:Estonia Posisikan Indonesia sebagai Mitra Strategis untuk Inovasi Maritim dan Keamanan Siber 2026

Sementara itu, risiko kebangkrutan dan tindakan penegakan peraturan merupakan salah satu sumber utama klaim D&O. Selain itu, klaim juga dapat timbul dari tuduhan pelanggaran kewajiban fidusia, seperti pengungkapan yang menyesatkan atau tidak memadai, atau kelalaian.

Menurut Allianz Trade, kebangkrutan bisnis global diperkirakan akan meningkat sebesar enam persen pada 2025 dan naik lima persen pada 2026. Tahun depan akan menandai lima tahun berturut-turut kenaikan hingga mencapai rekor tertinggi jumlah kebangkrutan, dengan kenaikan 24 persen di atas rata-rata pra-pandemi. Risiko kebangkrutan terutama terkonsentrasi di sektor otomotif, konstruksi, ritel, dan barang konsumen.

Lingkungan bisnis yang menantang saat ini yang ditandai oleh faktor-faktor seperti tarif, permintaan lemah, biaya yang meningkat, transformasi teknologi, persaingan yang semakin ketat, dan perubahan regulasi, meningkatkan risiko klaim terhadap direksi.

Selama tiga tahun terakhir, frekuensi klaim baru terhadap direksi dan eksekutif perusahaan terus meningkat, kini mendekati atau melebihi tingkat pra-pandemi di sebagian besar wilayah dunia. Keparahan klaim tetap menjadi masalah di Amerika Utara.

|Baca juga:Perusahaan Asuransi China Perluas Solusi Digital Demi Optimalkan Cuan

Bagi asuransi D&O, pasar AS khususnya sangat kompleks akibat tingginya frekuensi gugatan kelas sekuritas dan biaya penyelesaian rata-rata yang melonjak, yang naik 27 persen pada enam bulan pertama 2025 menjadi US$56 juta.

Sementara itu, perubahan kebijakan pemerintah di AS dan sebagian Eropa terkait DEI  (diversity, equity, inclusion), ESG (environmental, social, governance), dan artificial intelligence (AI) telah memperkenalkan kompleksitas baru yang harus dihadapi oleh dewan direksi.

Di sisi lain, risiko yang berpusat di Asia menghadapi persaingan yang semakin ketat akibat kelebihan kapasitas global. Hal ini mengakibatkan ukuran pasar komersial D&O di Asia menyusut akibat penurunan tarif dan keterbatasan bisnis baru.

Regional Head of Financial Lines and Cyber at Allianz Commercial Asia, Josephine Tam, menyampaikan bahwa pihaknya melihat lebih banyak klien yang memangkas pengeluaran asuransi dan lebih berhati-hati dalam hal biaya. Hal ini mendorong banyak tender dan pemasaran ulang oleh klien yang mencari solusi yang lebih ekonomis, yang pada gilirannya meningkatkan persaingan broker dan tekanan tarif.

“Syarat dan ketentuan juga mulai mengikuti tren penurunan deductible dan perluasan cakupan yang ditawarkan pasar. Ini adalah waktu yang tepat bagi pembeli potensial baru untuk mempertimbangkan pembelian asuransi D&O karena solusi dan pilihan yang dapat mereka peroleh di pasar ini,” katanya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Maybank Indonesia Perkuat Ekosistem Digital Banking Lewat Modernisasi Teknologi M2U ID App
Next Post Platform Digital Maybank Indonesia Cetak Cuan Besar Jelang Akhir 2025

Member Login

or