1

Layanan Kesehatan Mental BPJS Kesehatan Tembus Rp6,7 Triliun, Skizofrenia Tertinggi!

Ilustrasi. | Foto: BPJS Kesehatan

Media Asuransi, GLOBAL – Data yang dirilis oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyebutkan masalah kesehatan mental di kalangan remaja Indonesia meningkat dengan laju yang mengkhawatirkan.

Melansir Asia Insurance Review, Senin, 22 September 2025, menurut laporan media, lembaga tersebut menghabiskan Rp6,77 triliun (US$411,45 juta), mencakup 18,9 juta kasus antara 2020 dan 2024.

|Baca juga: OJK Sebut Dana Rp200 Triliun dari Pemerintah Permudah UMKM Akses Kredit Perbankan

|Baca juga: Pemerintah dan Banggar DPR Sepakati Usulan Postur APBN 2026, Defisit Anggaran Ditetapkan 2,68%!

Kepala BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan analisis menunjukkan Skizofrenia adalah kondisi paling umum dan paling mahal dengan sekitar 7,5 juta kasus yang melibatkan pengeluaran sebesar Rp3,5 triliun (US$213,4 juta).

Pada 2024, sekitar 2,97 juta kasus kesehatan mental dirujuk dari fasilitas kesehatan primer ke rumah sakit. Di Indonesia, setiap warga negara yang menjadi penerima jaminan kesehatan universal berhak mengakses layanan kesehatan mental.

Seorang psikolog terkemuka Indonesia, Tara de Thouars mengatakan, sekitar 30 persen remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, dan angka ini meningkat sebesar 20 hingga 30 persen setiap tahun.

Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) 2022 juga menyebutkan satu dari tiga remaja, atau 15,5 juta remaja Indonesia, melaporkan mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.

Sekitar 5,5 persen atau 2,45 juta orang menderita gangguan mental yang dapat didiagnosis, dengan gangguan kecemasan sebagai yang paling umum. Tara mengatakan meskipun terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus gangguan mental, namun akses ke layanan kesehatan mental di negara ini tetap sangat rendah.

|Baca juga: OJK Ganti Nama Co-Payment Jadi Risk Sharing, Batasnya Dipangkas Jadi 5%!

|Baca juga: OJK Kasih Waktu 6 Bulan untuk Bank hingga LKNB Punya Unit Khusus Pembiayaan UMKM

“Hanya 2,6 persen remaja dengan masalah kesehatan mental yang mencari konseling atau layanan dukungan emosional,” ucapnya.

Secara keseluruhan, hanya satu dari 50 remaja yakni dua persen yang mengakses layanan tersebut pada periode yang sama, dan dua pertiga dari mereka yakni 66,5 persen hanya menggunakan layanan tersebut sekali.

Dia mengatakan stigma tetap menjadi hambatan utama dalam pengobatan. Dirinya mengatakan orang dengan gangguan mental sering kali dianggap lemah, tidak bersyukur, atau bahkan dianggap sebagai aib. Hal ini membuat mereka enggan mencari bantuan profesional.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Siapkan Aturan Baru untuk Perkuat Asuransi Kesehatan, Klaim Tidak Lagi Ribet!
Next Post AAJI Harap Paket Stimulus 8+4+5 Cepat Diimplementasikan dan Usul Insentif Pajak untuk Pemegang Polis

Member Login

or