Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan konglomerasi dunia milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc, mendapat pukulan menyakitkan pada bisnis underwriting karena inflasi terus membebani unit operasi perusahaannya.
Seperti dilansir dari Bloomberg, perusahaan publik terbesar di dunia itu melaporkan kerugian yang dialami mencapai US$962 juta pada bisnis underwriting pada kuartal ketiga atau kerugian kuartalan terburuk dalam setahun. Perusahaan asuransi mobil milik Berkshire yaitu Geico mendapat pukulan terbesar di antara bisnis asuransinya, dengan kerugian sebelum pajak sebesar US$759 juta. Lini bisnis ini belum menghasilkan laba kuartalan sejak kuartal kedua tahun lalu.
Perusahaan asuransi mobil tersebut sebenarnya telah berjuang untuk mengimbangi kenaikan harga mobil bekas, memburuknya frekuensi dan tingkat keparahan kecelakaan, dan biaya yang lebih tinggi terkait dengan klaim medis dan litigasi terkait kecelakaan.
|Baca juga: Warren Buffet Rampungkan Akuisisi Alleghany Corp senilai US$11,6 Miliar
Di sisi lain, industri asuransi yang lebih luas juga harus bergulat dengan dampak Badai Ian, yang menghantam Florida barat daya pada akhir September yang menyebabkan kerugian miliaran dolar.
Berkshire menyatakan frekuensi klaim dalam sembilan bulan pertama tahun ini lebih tinggi secara keseluruhan, termasuk kerusakan properti, cedera, dan tabrakan. “Geico jelas merupakan titik tekanan yang harus diperhatikan di Berkshire,” kata Cathy Seifert, analis CFRA Research.
Menurutnya, ukuran pendapatan masa depan lebih lemah daripada level yang dilaporkan oleh rekan-rekan. “Sepertinya Geico juga kehilangan pangsa pasar.”
Namun, unit operasi Berkshire lainnya, yang mencakup BNSF perkeretaapian bersama utilitas dan operasi energi, sebaliknya menguntungkan, meskipun pendapatan untuk kereta api menurun dari tahun lalu karena kenaikan inflasi berdampak pada perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska.
“Sementara permintaan pelanggan untuk produk dan layanan relatif baik pada tahun 2022, permintaan mulai melemah pada kuartal ketiga di beberapa bisnis kami,” kata Berkshire.
Laba operasional Berkshire secara keseluruhan mencapai US$7,76 miliar, meningkat 20% dari tahun lalu. Peningkatan tersebut termasuk US$858 juta dalam keuntungan valuta asing yang terkait dengan utang yang tidak dalam mata uang dolar AS, serta keuntungan 17% dalam pendapatan dari bisnis yang dimiliki Berkshire antara 20% hingga 50% saham. “Pada keseimbangan, bisnis berkinerja sangat baik,” kata Jim Shanahan, analis Edward Jones.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News