Media Asuransi, JAKARTA – PT Reasuransi MAIPARK Indonesia menggelar acara Resonansi, forum CEO tahunan yang berisi pengetahuan, produk dan saran terkini dari MAIPARK Indonesia untuk manajemen risiko bencana alam di tahun berjalan. Pada 2022 ini, dalam acara Resonansi, MAIPARK meluncurkan platform SENA, MAIPARK Statement on Climate Change, dan MAIPARK Award 2022.
Acara utama pada Resonansi 2022 yang diselengarakan di Jakarta, Rabu malam, 16 November 2022, adalah launching SENA, sebuah platform yang dikembangkan MAIPARK Indonesia untuk perbaikan pengelolaan risiko bencana alam di industri asuransi umum Indonesia.
“SENA adalah ‘galeri’ hasil penelitian kebencanaan MAIPARK Indonesia, database asuransi bencana alam Indonesia, dan pemanfaatan teknologi untuk perhitungan cepat potensi klaim di tiap kejadian bencana alam,” kata Direktur Utama MAIPARK, Kocu Andre Hutagalung saat meluncurkan SENA.
|Baca juga: 21 Perusahaan Asuransi Raih MAIPARK Award 2022, Ini Daftarnya
Perubahan iklim juga menjadi topik khusus di Resonansi 2022 ini. Untuk konteks Indonesia, MAIPARK mulai memetakan area of interest yang diyakini kritikal untuk dipahami dengan baik oleh industri asuransi nasional: Pertama, perubahan iklim adalah nyata dan punya potensi fase percepatan.
Kedua, dalam konteks Indonesia, iklim akan lebih basah di masa yang akan dating yakni musim hujan datang lebih awal dengan durasi lebih lama. Ketiga, model-model iklim menunjukan curah hujan ekstrem akan naik 15 persen hingga 25 persen pada periode ulang 100 tahun dari kondisi iklim saat ini.
Kocu menjelaskan bahwa SENA merupakan platform yang isinya pengembangan dari model-model yang selama ini dimiliki oleh MAIPARK, model gempa bumi, model banjir, model gunung berapi, model tsunami, dan pengaruh perubahan cuaca. MCM atau MAIPARK Catatstophe Modelling untuk risiko gempa bumi, ini yang paling kuat. Data dari ceding company yang disesikan ke MAIPARK hanya gempa bumi, sehingga itu yang tersedia saat ini.
Untuk memperkuat data risiko bencana alam lainnya, menurut Kocu, langkah-langkah yang dilakukan di gempa bumi harus dilakukan yakni untuk banjir, gunung berapi, dan perubahan iklim. “Ketiganya sedang kita lakukan saat ini. Untuk risiko-risiko yang lain saat ini kita sedang upgrade agar sekelas dengan gempa bumi,” katanya.
|Baca juga: Research Grant Bagi Para Peneliti dari AAUI Bersama MAIPARK
Lebih lanjut dia jelaskan bahwa awal tahun depan platform Sena sudah dapat dimanfaatkan oleh perusahaan asuransi ceding company MAIPARK. “Malam ini kita istilahnya baru soft launching. Kita rencanakan di kuartal pertama tahun depan sudah bisa diluncurkan ke perusahaan asuransi,” tuturnya.
Menurut Kocu, MAIPARK masih butuh waktu untuk memastikan bahwa SENA betul-betul menjadi platform yang mudah digunakan. Contohnya terkait dengan kebutuhan minimum kecepatan internet dan kebutuhan minimum instalasinya seperti apa, semua itu sedang didefinisikan terlebih dulu.
“Kita akan buat modifikasi-modifikasi supaya SENA dapat dijalankan tanpa membutuhkan internet berkecepatan tinggi, atau IT yang kuat, atau komputer yang spek tinggi. Hal-hal seperti itu yang mesti kita pastikan agar SENA mudah digunakan oleh perusahaan asuransi. Tinggal itu step-nya,” katanya.
Kocu juga memastikan bahwa SENA didedikasikan untuk industri asuransi, jadi hanya untuk ceding company MAIPARK. “Sekitar 30-40 persen bisnis perusahaan asuransi itu dipengaruhi oleh bencana alam, sehinga SENA dapat menjadi alat bantu mereka untuk mengelola portofolio bencana itu,” tegasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News